Jumat, 23 Desember 2011

Nama-Nama Neraka menurut beberapa Agama

Tubuh manusia pendosa yang sudah meninggal konon kelak akan direbus, digergaji, dibakar, atau kepalanya dipancung, di belit ular,dan dirantai, itulah hukuman bagi para pendosa...........
ya Allah aku berlindung kepadaMu dari kengerian dan panasnya api neraka...............
berikut ini akan saya paparkan mengenai neraka menurut beberapa agama















Agama Kristen
Neraka dalam versi ajaran agama Kristen adalah di mana tubuh pendosa akan dibakar selama-lamanya dalam api abadi yang takkan pernah padam.

neraka-agama-kristen

















Agama Jain
Agama asli orang India. Disebutkan bahwa agama ini memiliki versi neraka paling banyak: sampai 8 juta lebih jenisnya.

neraka-agama-jain














Agama Islam
Ditulis, manusia kelak harus melewati sebuah jembatan kecil bila ingin menuju surga. Kalau tidak berhasil, dia akan terjatuh dan masuk ke api neraka Jahannam.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” — At-Tahrim [66]:6
neraka-agama-islam

Agama Hindu
Pada akhirnya setiap manusia akan mengalami reinkarnasi; dia akan kembali hidup di bumi tetapi dalam wujuh tubuh manusia lain atau hewan. Sebelum reinkarnasi, manusia harus lebih dulu melewati hukuman neraka dari 21 macam jenisnya.
neraka-agama-hindu

Minggu, 04 Desember 2011

NAMA-NAMA PINTU NERAKA

bicara tentang neraka kita pasti sudah sering mendengarnya, tapi entah mengapa banyak orang yang tidak menghiraukan nya, sering sekali mereka hanya mementingkan masalah dunia sedangkan masalah akhirat dilupakan, bukankah kita sudah tau bahwa nanti kelak kita juga akan mati,
apakah kita tidak berfikir seperti apa kehidupan kita nanti,
 surgakah atau nerakakah
sungguh merugilah orang-orang yang enggan untuk segera berbuat kebajikan, 
neraka merupakan tempat yang sangat mengerikan dan sangat menakutkan    
Neraka tempat penyiksaan telah ditetapkan untuk golongan tertentu untuk para makhluk-Nya, Pintu (tingkat) neraka yang disebutkan didalam Al Qur’an adalah:
NERAKA HAWIYAH
Neraka yang diperuntukkan atas orang-orang yang ringan timbangan amalnya, yaitu mereka yang selama hidup di dunia mengerjakan kebaikan bercampur dengan keburukan. Orang muslim laki dan perempuan yang tidak tanduknya tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, seperti para wanita muslim yang tidak menggunakan jilbab, bagi para lelaki muslim yang sering memakai sutra dan emas, mencari rejeki dengan cara tidak halal, memakan riba dan sebagainya, Hawiyah adalah sebagai tempat tinggalnya. Surah Al-Qari’ah.
NERAKA JAHIIM
Neraka sebagai tempat penyiksaan orang-orang musyrik atau orang yang menyekutukan Allah. Mereka akan disiksa oleh para sesembahan mereka. Dalam ajaran Islam syirik adalah sebagai salah satu dosa paling besar menurut Allah, karena syirik berarti menganggap bahwa ada makhluk yang lebih hebat dan berkuasa sehebat Allah dan bisa pula menganggap bahwa ada Tuhan selain Allah. Surah Asy-Syu’ara’ dan Surah As-Saffat.

Minggu, 09 Oktober 2011

Dahsyatnya Neraka


Tanggal publikasi: 20 July 2007
Kategori: Telaah
Bismillahirrahmanirrahiim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Wahai manusia yang durhaka dan senantiasa bergelimang dengan maksiat dan dosa, tidakkah kedahsyatan jahannam menggetarkan hatimu? Allah menyediakan bagi hamba-hamba-Nya yang ingkar lagi sombong. Ingatlah tatkala jahannam ditarik dengan 70.000 tali kekang dan setiap tali ditarik oleh 70.000 malaikat, saat itu orang-orang kafir dalam kehinaan, mereka berharap seandainya dapat menebus semua itu dengan emas sebesar dunia.
Sungguh besar kehinaan dan kecelakaan para penghuninya. Sungai neraka adalah darah dan nanah busuk yang menggelegak, minumannya adalah air yang mendidih, naungannya adalah awan hitam yang panas, anginnya adalah samum yang membawa hawa panas, makanannya adalah zaqqum yang jika setetesnya jatuh ke bumi, niscaya hancurlah dunia dan seisinya, bahan bakarnya adalah manusia dan batu api, panasnya membakar kulit hingga ke ulu hati, pakaiannya adalah baju ter yang membakar, kedalamannya sejauh batu yang diluncurkan selama 70 tahun. Suara neraka akan meraung geram kepada penghuninya. Mereka akan dibelenggu dengan rantai besi membara dan dipukul dengan palu godam, yang jika mengenai sebuah gunung niscaya gunung tesebut akan menjadi abu, wajah-wajah mereka diseret di atas bara api sedang tangan mereka terikat. Duhai . kecelakaan apalagi yang pedih besar dari itu semua. Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam . Amiin.
LOKASI NERAKA
Jika surga terletak di langit ke tujuh, maka sebagian salaf berkata neraka terletak di dasar bumi yang ke tujuh (begitu pendapat Ibnu Mas’ud dan lainnya). Namun para jumhur tawaqquf (berdiam diri) dalam masalah ini, dan inilah pendapat yang dipilih oleh As-Suyuthi dan Waliyullah Ad-Dahlawi.
PEMANDANGAN LAIN DI JAHANNAM

Cara Setting Blog Di blogger

Hal pertama yang penting anda lakukan agar blog anda di blogger mempunyai performa yang baik adalah melakukan beberapa Setting atau pengaturan. Sebagai bahan inspirasi bagaimana cara melakukan setting blog di blogger, berikut Kolom Tutorial tuliskan cara pengaturan blog di blogger (pastikan anda (pastikan anda memilih bahasa indonesia agar sesuai dengan tutorial dibawah) :

* Silahkan login ke blogger dengan ID anda.
* Klik Pengaturan.
 pengaturan blog di blogger 
* Akan terlihat tab-tab menu berisi hal-hal yang harus anda atur :
menu pengaturan blog di blogspot

Dasar

Beberapa pengaturan dalam menu Dasar:
  • Alat Blog : Impor blog → ini adalah faslitas untuk mengimpor data dari komputer anda ( ini biasanya dilakukan ketika transfer blog) tidak usah di klik, biarkan saja. Ekspor blog > ini adalah fasilitas untuk mengekspor data blog dari server blogger ke komputer anda. Fasilitas ini disebut juga sebagai fasilitas Backup blog. Disarankan agar anda membuat backup data ke komputer anda, minimal satu minggu sekali. Data backup tersebut sewaktu-waktu bisa bermanfaat ketika anda ingin mentransfer ke blog lain di blogger, atau bisa juga untuk migrasi ke mesin blog yang lain seperti Wordpress. Hapus blog > Fasilitas untuk menghapus blog anda. Jika anda tidak berniat untuk menghapus blog, maka jangan sekali-sekali klik link ini.
  • Judul : isi dengan judul blog yang anda inginkan. Contoh : My personal blog
  • Uraian : isi dengan deskripsi blog yang ingin ditampilkan, sebaiknya ini diisi jangan dikosongkan. Contoh : catatan kecil hidupku yang unik.
  • Tambahkan blog Anda ke daftar kami? : disarankan untuk memilih opsi Ya.
  • Biarkan mesin pencari menemukan blog Anda? : Pilih Ya, agar blog anda dapat di index oleh mesin pencari seperti Google, Yahoo atau Bing.
  • Tampilkan Editing Cepat di Blog Anda? : Boleh pilih Ya atau Tidak.
  • Tampilkan Link Posting Email? : Ini berupa icon email, jika anda menginginkan agar pengunjung blog dengan mudah mengirimkan email ke teman mereka tentang blog anda, maka Pilih Ya. Namun jika tidak, silahkan pilih Tidak.
  • Konten Dewasa? : Jika blog anda nantinya akan berisi hal-hal yang besifat dewasa seperti menampilkan artikel, gambar, atau video wanita seksi, dll maka pilih Ya. Namun, jika blog anda berisi hal-hal yang aman diakses oleh anak kecil, pilih Tidak. Sebagai catatan, jika anda memilih opsi Ya, maka nantinya ketika diakses blog anda akan ada peringatan bahwa berisi konten dewasa.
  • Pilih editor entri  : Ini adalah pilihan untuk post editor. Editor yang diperbarui → ini adalah post editor terbaru yang dimiliki oleh blogger, banyak fasilitas baru yang terintegrasi dalam post editor ini seperti tombol More untuk memotong artikel di blog anda. Editor lama → ini adalah post editor lama yang dimiliki blogger namun masih bisa anda gunakan, ada beberapa toolbar terdapat dalam post editor lama, namun tidak disediakan lagi di post editor baru, jadi silahkan pilih mana yang anda mau. Sembunyikan mode penyusunan →  pilihan ini khusus bagi anda yang sudah mahir dengan kode HTML, jika anda tidak menguasai tentang HTML, jangan gunakan post editor ini.
  • Aktifkan transliterasi? : Pilih Aktifkan jika post editor anda ingin mendukung ke translasi Hindi, Kannada, Malayalam, Tamil, atau Telugu. Pilih Nonaktifkan jika post editor anda tidak ingin ada translasi bahasa tersebut.
  • Akhiri pengaturan menu Basic dengan klik tombol SIMPAN SETELAN.

Publikasikan

Ini adalah fasilitas untuk mengubah nama domain anda di blogger dengan nama domain milik anda sendiri. Misal : http://namabloganda.blogspot.com menjadi http://namabloganda.com.
Untuk sementara waktu jangan lakukan apa-apa pada menu publikasikan ini. Tutorial tentang custom domain di blogger bisa anda baca pada artikel Cara Custom Domain di Blogger.

Format

Beberapa pengaturan dalam menu Format :



Jumat, 30 September 2011

Tanda-Tanda Kiamat Kecil

Hari Kiamat adalah hari kehancuran alam semesta ini di mana semua manusia dan makhluk lainnya akan mati. Hari Kiamat adalah awal di mana manusia yang jahat, korup, suka membunuh akan mendapat balasan berupa siksa neraka dan orang-orang yang baik akan mendapat ganjaran surga.
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” [Al Hajj 1]
Tidak ada manusia yang mengetahui kapan terjadinya hari Kiamat. Tidak juga Nabi. Hanya Allah yang mengetahuinya.
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Kapan terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [Al A’raaf 187]
Meski demikian, Nabi menceritakan tanda-tanda Hari Kiamat. Tanda-tanda Hari Kiamat ada 2, yaitu Tanda-tanda Kiamat Kecil dan Tanda-tanda Kiamat Besar. Tanda-tanda Kiamat Kecil, yaitu meski sudah dekat, namun waktunya masih cukup lama. Ada pun tanda-tanda Kiamat besar, jika semuanya sudah terjadi, maka Kiamat pun segera tiba.
Saat ini tanda-tanda kecil hari kiamat sudah dan tengah terjadi dimulai dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Bila kita Menyadari nya Sebenarnya tanda-tanda dari kimat kecil itu sudah banyak bermunculan.
apalagi Dijaman sekarang ini teknologiserba canggih dan semua serba maju, 
Bila kita cermati tanda-tanda kimat kecil itu sering sekali  muncul di media televisi dan juga internet.
Berikut ini akan saya kemukakkan tentang tanda-tanda kimat kecil.


Jumat, 23 September 2011

Ciri-Ciri Wanita penghuni Neraka




Sebagian besar penghuni neraka adalah kaum wanita. dan diantara wanita wanita penghuni neraka itu terdapat istri istri yang durhaka kepada suaminya. Kenapa ya bisa begitu? yuk kita lihat pendapat dari beberapa ulama ditinjau juga dari ayat AlQur'an dan Al-Hadist

Oleh Al Ustadz Muhammad Wasitho, Lc.

Di antara prinsip akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan merupakan ijma’ mereka adalah meyakini bahwa surga dan neraka adalah makhluk yang Allah telah ciptakan dengan haq dan Dia menetapkan calon penghuni bagi keduanya. Allah jadikan Surga sebagai tempat tinggal abadi yang penuh dengan berbagai kenikmatan bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya, senantiasa berbuat amal shalih dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sedangkan neraka Dia jadikan sebagai tempat tempat tinggal yang mengerikan dan membinasakan bagi setiap orang kafir, musyrik, munafik dan durhaka kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

“(Surga itu) telah dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa.” [QS. Ali Imran: 132] dan firman-Nya: “Neraka itu telah dipersiapkan bagi orang-orang kafir.” [QS. Al-Baqarah: 24, QS. Ali Imran: 131]

Siapakah Mayoritas Penghuni Neraka?


Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudriy radhiyallahu anhu, ia berkata: “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar pada hari raya Idul Adha atau Idul Fitri menuju tempat shalat dan melalui sekelompok wanita. Beliau bersabda,’Wahai kaum wanita bersedekahlah, sesungguhnya aku telah diperlihatkan bahwa kalian adalah mayoritas penghuni neraka.’ Mereka bertanya,’Mengapa wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab,’Kalian banyak melaknat dan durhaka terhadap suami. Dan tidaklah aku menyaksikan orang yang memiliki kekurangan akal dan agama yang dapat menghilangkan akal kaum laki-laki yang setia daripada salah seorang diantara kalian. Mereka bertanya,’Apa yang dimaksud dengan kekurangan agama dan akal kami wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab,’Bukankah kesaksian seorang wanita sama dengan separuh dari kesaksian seorang pria?’ Mereka menjawab,’Benar.’ Beliau berkata lagi,’Bukankah apabila wanita mengalami haidh maka dia tidak melakukan shalat dan puasa?’ Mereka menjawab,’Benar.’ Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,’itulah (bukti) kekurangan agamanya.’ (HR. Bukhari)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Neraka diperlihatkan kepadaku. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. Lalu, surga diperlihatkan kepadaku, dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir.” (HR. Ahmad)

Di dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah orang-orang fakir, dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)

Hadits-hadits tersebut di atas memberitahukan kepada kita dengan jelas dan gamblang bahwa mayoritas penghuni surga adalah orang-orang fakir (miskin). Sedangkan penghuni neraka yang paling banyak adalah dari kaum wanita.

Mengapa Wanita Menjadi Mayoritas Penghuni Neraka?

Di dalam kisah gerhana matahari yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya melakukan shalat gerh43;Iana padanya dengan shalat yang panjang, beliau melihat Surga dan neraka. Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya:

“ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Para shahabat pun bertanya: “Wahai Rasulullah, Mengapa (demikian)?” Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.” Kemudian mereka bertanya lagi: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab:“Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)

Di dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan tentang sifat wanita penduduk neraka, beliau bersabda :

“ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu)

Dari beberapa hadits yang telah lalu, kita dapat mengetahui beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam api neraka dan bahkan menjadikan mereka golongan mayoritas dari penghuninya.

Sebab sebab wanita menjadi penghuni neraka di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Banyak melaknat.


Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Kalian banyak melaknat”.
Imam Nawawi menyebutkan bahwa para ulama telah bersepakat akan haramnya melaknat. Laknat dalam bahasa Arab artinya adalah menjauhkan. Sedangkan menurut syariat artinya adalah menjauhkan dari rahmat Allah dan kebaikan-Nya. Dan tidak diperbolehkan bagi seseorang menjauhkan orang-orang yang tidak diketahui keadaannya dan akhir perkaranya dengan pengetahuan yang pasti dari rahmat dan karunia Allah. Karena itu mereka mengatakan,’Tidak boleh melaknat seseorang yang secara dhahir adalah seorang muslim atau kafir kecuali terhadap orang yang telah kita ketahui menurut dalil syar’i bahwa dia mati dalam keadaan kafir seperti Abu Jahal atau iblis.

Adapun melaknat (secara mutlak tanpa menyebut nama tertentu, pent) dengan menyebutkan sifat-sifatnya tidaklah diharamkan seperti melaknat seorang wanita yang menyambung dan minta disambungkan rambutnya, seorang yang mentato dan minta ditato, pemakan riba dan yang memberi makan dengannya, pelukis (makhluk hidup), orang-orang zhalim, fasiq, kafir dan melaknat orang yang merubah batas-batas tanah, orang yang menasabkan seseorang kepada selain ayahnya, membuat sesuatu yang baru di dalam Islam (bid’ah), dan lainnya sebagaimana telah disebutkan oleh dalil-dalil syar’i yang menunjukkan kepada sifat, bukan diri orang tertentu. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz II hal 88 – 89)


2. Durhaka terhadap suami dan mengingkari kebaikan-kebaikannya

Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya”.

Kedurhakaan semacam ini banyak sekali kita dapati dalam kehidupan keluarga kaum Muslimin, yakni
seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya disebabkan sikap atau perbuatan suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur atas kebaikan yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufurinya karena Allah tidak akan melihat kepada istri semacam ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 76)

Termasuk dalam bentuk kedurhakaan istri kepada suami adalah hal-hal berikut ini apabila dilakukan tanpa alasan yang dibenarkan syari’at:

1. Tidak melayani kebutuhan seksual suaminya, atau bermuka masam ketika melayaninya,
2. tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu,
3. menyebarkan aib suami kepada orang lain, menolak bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya,
4. mengkhianati suami dan hartanya,
5. membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya,
6. berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram,
7. bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya,
8. meminta cerai dari suaminya tanpa sebab yang syar’i, dan yang semisalnya.


3. Tabarruj (bersolek)

Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang.”

Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki. (Jilbab Al Mar’atil Muslimah halaman 120)

Ibnu Abdil Barr berkata: “Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan bentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya.” (Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103)

Mereka adalah wanita-wanita yang suka menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah telah melarang hal ini dalam firman-Nya:

“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka.” (QS. An-Nuur: 31)

Wahai ukhti Muslimah, hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang Islami yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan azab di akhirat kelak.

Allah Ta’ala berfirman:

“Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (QS. Al-Ahzaab: 33)

Inilah beberapa sebab yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka. Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari azab-Nya di dunia dan akhirat. Amiin.
Dan inilah siksaan yang akan diterima oleh wanita penghuni neraka :
Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah menangis manakala ia datang bersama Fatimah. Lalu keduanya bertanya mengapa Rasul menangis. Beliau menjawab, "Pada malam aku di-isra'-kan, aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya.
 



1. Putri Rasulullah kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. "Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih.

Rasulullah menjawab, "Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.

2. Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.

Mereka adalah perempuan yang suka menyakiti hati suami dengan kata-katanya.

3. Aku lihat perempuan tergantang kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.


Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.


4. Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka.
Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.

5. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.

6. Aku lihat perempuan yang telinganya pekek dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.

7. Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya.

8. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka," kata Nabi.

9. Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang 'mengotori' tempat tidurnya ( istri yang tidur dengan lelaki lain dan istri yang mengkhianati suaminya).

10. Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.

11. Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.

12. Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami."

Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis. Dan inilah peringatan kepada kaum perempuan. by. Sufandi Maruih - Sisters in Islam

20 tempat terindah di indonesia

1. Pantai Maluk - Sumbawa - NTB

MENYUSURI pantai barat hingga selatan Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sungguh menyenangkan, karena pemandangan di pesisir pantai Kabupaten Sumbawa Barat ini masih asri. Salah satu pantai yang mulai dikenal saat ini adalah Pantai Maluk. Pantai ini begitu indah dan mempesona siapa saja ingin segera berenang dan berjemur saat cuaca sedang cerah, matahari memancarkan sinarnya dan ombak bergulung–gulung, silih berganti menuju tepi pantai
2. Gunung Rinjani, NTB

Rinjani memiliki panaroma yang bisa dibilang paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, sampai mahasiswa pecinta alam. Suhu udara rata-rata sekitar 20°C; terendah 12°C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus.
3. Pulau Komodo, NTT

Taman Nasional Komodo (TN. Komodo) merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa pulau dengan perairan lautnya. Pulau-pulau tersebut merupakan habitat satwa komodo (Varanus komodoensis) yaitu reptil purba yang tersisa di bumi. Kondisi alamnya unik, terdapat padang savana yang luas dengan pohon lontarnya (Borassus flabellifer).
4. Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat

Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan yang berada di barat pulau Papua di provinsi Papua Barat, tepatnya di bagian kepala burung Papua. Kepulauan ini merupakan tujuan penyelam-penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya.
5. Kawah Ijen, Jawa Timur

Kawah Ijen merupakan salah satu gunung berapi atraksi wisata di Indonesia. Kawah Ijen merupakan objek wisata terkenal, yang telah dikenal oleh para wisatawan domestik dan asing karena keindahan alam dan bahari.


6. Carstensz Pyramid, Papua

Indonesia patut berbangga dengan keunikan dan kekayaan alam serta tradisi masayarakatnya. Kali ini, Carstenz Pyramid atau yang bisa disebut dengan puncak jaya, juga berada di Papua. Puncak Carstensz ini merupakan puncak tertinggi di Australia dan Oceania.


7. Gunung Anak Krakatau, Selat Sunda

Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana yang karena letusan pada tanggal 26-27 Agustus 1883, kemudian sirna. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa.


8. Gunung Bromo, Jawa Timur

Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.


9. Gunung Kelimutu, NTT



Gunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa pemo Kecamatan kelimutu, Kabupaten Ende. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya.

Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
10. Taman Laut Bunaken, Sulawesi Utara

Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.


11. Danau Toba, Sumatera Utara

Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer (danau vulkanik terbesar di dunia). Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.

Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.


12. Baluran, Jawa Timur
http://www.rian-aditya.com/wp-content/uploads/2009/02/baluran2.jpg

Baluran adalah Afrikanya Indonesia, Taman Nasional ini merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Sekitar 40 persen tipe vegetasi savana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran.


13. Pantai dreamland, Bali

Dreamland atau lebih dikenal sebagai Pantai Dreamland merupakan salah satu pantai terindah di Bali selain Pantai Kuta. Pantai yang terletak tidak jauh dari daerah Uluwatu di Pulau Dewata ini sudah sangat terkenal karena keindahannya. Keindahan dan kebersihan pantai menambah daya tarik pengunjung, bukan hanya dari dalam negeri tapi juga turis manca negara.

14. Danau Gunung Tujuh, Jambi

Kerinci boleh bangga dengan keberadaan Danau Gunung Tujuh yang merupakan danau tertinggi di Asia Tenggara. Serta terdapat beberapa danau kecil lainnya dengan keindahan alamnya yang unik. Danau Belibis dengan alam yang masih asli memberikan sentuhan yang berbeda.


15. Green Canyon, Jawa Barat

Green Canyon menyimpan pesona luar biasa. Perpaduan antara sungai, lembah hijau, hutan lindung, dan aneka stalaktit-stalakmit. Keindahan berbalut kesunyian, bagai surga yang tersembunyi. Green Canyon mulai dikembangkan pada tahun 1989.


16. Danau Sentani, Papua


Danau Sentani di bawah lereng Pegunungan Cycloops yang terbentang antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, Papua. Landskap Danau Sentani dengan gugusan pulau di tengahnya merupakan salah satu yang terindah di Indonesia.





17. Goa Gong, Jawa Timur

Goa Gong diklaim sebagai goa terindah di Asia Tenggara. Di dalam gua ini Anda dapat menyaksikan berbagai macam tonjolan batuan (stalaktit/stalakmit) yang sangat menarik dan proses terjadinya secara alami.


18. Pegunungan Karst Bantimurung, Sulawesi Selatan

Taman Nasional Bantimurung mempunyai pemandangan alam yang paling indah. Karena di taman nasional ini, terdapat sumber air yang tidak pernah kering. Sehingga berbagai jenis tanaman dapat bertahan di saat musim kemarau yang panjang.

19. Pulau Belitung, Bangka Belitung

Pulau indah, pemandangan unik pantai pasir putih asli dihiasi batu-batu granit yang artistik dan air laut sejernih kristal, dikelilingi oleh ratusan pulau-pulau kecil.

20. Pulau Derawan, Kalimantan Timur

Di perairan sekitarnya terdapat taman laut dan terkenal sebagai wisata selam (diving) dengan kedalaman sekitar lima meter. Pada batu karang di kedalaman sepuluh meter, terdapat karang yang dikenal sebagai “Blue Trigger Wall”

Senin, 20 Juni 2011

8 Tingkatan Wali Menurut Ibnu Arrabi

Menurut keterangan Syeikh Muhyiddin Ibnu Arabi dlm kitabnya yg berjudul Futuhul Makkiyat, para wali dapatdibagi menjadi beberapa tingkat atau kelas sesuai dgn kedudukan mereka disisi Alloh SWT. Ringkasan hal tersebut adalah :

1. AL AQTAB
Al Aqtab berasal dari kata "Qutub" yang
mempunyai arti penghulu. Dari sini disimpulkan
bahwa Al Aqtab adalah merupakan derajat
perwalian yang paling tinggi tingkatannya. Adapun
untuk tiap masa, jumlah wali yang memiliki derajat
ini hanya satu orang saja. Beberapa orang wali
yang menduduki tingkatan Al Aqtab adalah Abu
Yazid Al Busthami, Ahmad Bin Harunar Rasyid
Assity, dll.
2. AL AIMMAH
Al Aimmah berasal dari kata tunggal "imam",yang
secara harfiah mempunyai mempunyai arti
pemimpin. Untuk setiap masa,yang menduduki
atau mencapai derajat ini hanya terdiri dari 2 orang
saja.
3. AL AUTAD
Al Autad berasal dari kata tunggal "watad" yg scra
harfiah memiliki arti pasak atau paku (pantèk-jawa).
Pada setiap masa, yang memperoleh derajat Al
Autad hanya terdiri dari empat orang saja.
4. AL ABDAL
Al Abdal berasal dari kata "badal" yang memiliki
makna menggantikan. Dalam setiap masa, yang
memperoleh tingkat atau derajat Al Abdal hanya
ada 7 orang saja. Oleh Alloh SWT, tiap wali Abdal
diberi tugas untk menjaga suatu wilayah dimuka
bumi.
Menurut keterangan, d muka bumi ini ada 7 daerah
yg masing-masing dijaga oleh seorang wali Abdal.
Dan jika suatu ketika sang wali Abdal ini
meninggalkan daerahnya, misalnya karena yang
bersangkutan meninggal dunia, maka, ia akan
digantikan oleh yang lain.
Dalam suatu kitab dikisahkan bhwa seorang yg
bernama Abdul Majid bin Salamah pernah
bertanya kepada seorang wali Abdal, yang
bernama Mu'az bin Asyrash mengenai amalan apa
yang dikerjakannya shngga dirinya dapat
mencapai derajat wali Abdal. Ketika itu Mu'az bin
Asyrash menjawab :
"Para wali Abdal mendapatkan derajat tersebut
dengan 4 kebiasaan, yaitu :
-Lapar,
-Beribadah dimalam hari,
-Diam,
-Mengasingkan diri (uzlah)."
5. AN NUQABA'
An Nuqaba' berasal dari kata tunggal "naqib" yang
secara harfiah memiliki arti kepala suatu kaum.
Dalam setiap masa, jumlah wali Nuqaba' hanya 12
orang saja. Oleh Alloh SWT, para wali ini diberi
kelebihan dapat mengetahui sedalam2nya tentang
hukum2 syari'at. Selain itu, mereka juga dibukakan
oleh Alloh SWT segala rahasia yang tersembunyi
didalam hati seseorang.
Kelebihan lain, misalnya, mereka mampu meramal
tentang watak atau nasib seseorang hanya dengan
melihat bekas telapak kakinya.
6.AN NUJABA'
An Nujaba' berasal dari kata tunggal "najib" yang
memiliki arti dan sekaligus makna bangsawan
yang mulia. Pada umumnya, wali Nujaba' selalu
disukai orang, dan dimana-mana selalu
mendapatkan banyak sambutan. Tetapi,
sebenarnya, sang wali itu sendiri tak pernah
merasa bahwa dirinya adalah seorang wali Alloh
SWT. Yang mengetahui bahwa ia adalah seorang
wali hanyalah wali yang lebih tinggi lagi derajatnya.
Pada setiap masa, jumlah mereka hanyalah
sebanyak 8 orang saja.
7. AL HAWARIYUN
Al Hawariyun berasal dari kata tunggal "hawariy"
yang memiliki arti penolong. Di setiap masa,
jumlah wali Hawariy hanya 1 orang saja. Jika
seorang wali Hawariy meninggal dunia, maka, ia
akan di gantikan oleh orang lain.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, hanya
sahabat Zubair Ibnul Awwam saja yg mendptkan
derajat sebagai wali Hawariy.
Sabda Rosululloh SAW :
"Setiap Nabi memiliki Hawariy, dan Hawariy ku
adalah Zubair Ibnul Awwam."
Adapun diantara kelebihan wali Hawariy ini adalah
pemberani dan pandai berhujjah.
8. AR RAJBIYUN
Ar Rajbiyun berasal dari kata tunggal "rajab" dan
wali Rajbiyun hanya ada pada bulan Rajab saja.
Tegasnya, keberadaan mereka mulai awal hingga
akhir bulan Rajab, dan setelah itu, mereka kembali
seperti semula. Pada setiap masa, jumlah mereka
hanya 40 orang saja.
SEMOGA RINGKASAN YANG JAUH DARI
SEMPURNA INI DAPAT MENAMBAH WAWASAN
KITA DIBIDANG PENGETAHUAN TENTANG
TASAWUF...
JIKA BNYAK KESALAHAN MOHON DIMAAFKAN
BAGI YANG MEMBACANYA...

UNTUK APA MANUSIA DI CIPTAKAN
Sebenarnya, Untuk apa manusia diciptakan?
Untuk apa seseorang memeluk agama Islam?
Sampai detik ini,coba kita renungkan 1 menit saja..menjawab pertanyaan di atas secara jujur. Kita dilahirkan,dibesarkan,menjadi dewasa,kemudian tua,untuk apa? Apakah sekedar makan,minum,tidur,mencari uang,menghabiskan uang,melampiaskan nafsu? Berulang terus setiap hari,menjadi minggu,menjadi bulan,menjadi tahun… Dan waktu kita habis hanya untuk mengulangi terus hal-hal diatas,sampai akhirnya jenuh,merasa capek,tidak tahu lagi apa sebenarnya yang dicari,mau kemana tujuan hidup sebenarnya..?
Padahal Al-Quran telah menjelaskan bahwa Allah menciptakan kita bukan hanya untuk ‘Mangan,Turu,Manak’ (makan,tidur,mempunyai anak) akan tetapi kita mengemban tugas khusus yaitu beribadah,mengabdi kepada Allah.
” Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adz-Dzaariyat 56)
Namun jaman sekarang ini yang dikatakan jaman modern,serba canggih,justru meletakkan manusia bukan pada tingkatan yang paling tinggi,malah mensejajarkan diri dengan makhluk ciptaan Allah yang lebih rendah tingkatannya. Bagaimana tidak.. Allah melebihkan akal pada manusia,tidak digunakan untuk berpikir siapa sejatinya dirinya? untuk apa ia ada? Akalnya hanya digunakan untuk mencapai bagaimana caranya supaya tetap survive,kebutuhan perut dan bawah perut terpenuhi,nafsu memiliki sesuatu tersalurkan,banyak berdusta,bersiasat,semua untuk dunia,dunia dan dunia. Lupa hakekat ia diciptakan.
” Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai..” (Adz-Dzaariyaat 10-11)
Marilah kita sama-sama mengoreksi diri sampai dimana kita melakukan tugas yang diberikan Allah pada kita. Menjadi Islam bukan hanya ktp,sholat asal-asal,puasa ikut-ikutan.. Kita punya tanggung jawab setiap sesuatu yang kita lakukan harus diniatkan semata-mata karena ingin beribadah pada Allah. Menjaga hati dan perbuatan,selamat dari penyakit hati dan menjaga perbuatan dari yang diharamkan Allah. Mengajak orang lain dalam kebaikan, mengingatkan orang lain jika bersalah,saling berpesan dalam kebenaran dan kesabaran.. Semua kewajiban kita sebagai muslim,tidak mudah,namun jika tidak pernah dimengerti,dilakukan,kapan kita akan sadar?
Mumpung masih ada waktu,Yuk.. yang merasa diri sebagai Islam,mesti komitmen terhadap akidah Islam dan konsisten menjalankan konsekwensi sebagai muslim. InsyaAllah akan mendapat ridhoNya. Amin..

CARA UNTUK MENJADI KEKASIH ALLAH

Bicara tentang kekasih, identik dengan berbicara tentang cinta. Sesuatu yang dicintai dan dikasihi, dimakhlumi sebagai kekasih. Nabiyullah Ibrahim mendapat julukan Khalilullah (Kekasih Allah), artinya beliau mendapatkan cinta dan kasih sayang-Nya. Cinta yang hakiki – murni – sejati adalah cinta pada Dia, Dzat Maha Suci yang secara realitas telah memberi segala yang kita rasakan sekarang. Cinta hakiki adalah cinta pada dzat yang mencintai kita.
Betapa tidak, hanya Dia lah yang memberikan segalanya pada kita. Tengok saja segala yang kita miliki, semuanya berasal dari Allah SWT. Semua yang kita gunakan adalah milik-Nya, lalu atas dasar kasih-Nya Dia mengijinkan kita untuk menggunakan semua itu. Hakekatnya, badan, tanah, rumah, kendaraan, kekayaan, jabatan dan segala hal yang kita gunakan bukanlah milik hakiki kita. Itu adalah milik Allah SWT yang atas cinta-Nya dibolehkan untuk kita gunakan sehingga menjadi ‘milik’ kita di dunia. Bukti konkret bahwa semua itu bukan milik hakiki kita, hanya ‘milik’ sementara saja, adalah ketika siapapun meninggal maka semua itu tidak dibawanya. Badan hancur lebur dimakan bakteri; tanah, rumah, kendaraan, dan kekayaan tidak ikut dikubur, semuanya diwariskan. Jabatan juga hanya tinggal sebutan. Satu-satunya jabatan yang melekat adalah : MAYAT.
Realitas menunjukkan tidak ada siapapun yang mencintai kita memberi segala yang kita punyai dan kita butuhkan selain Allah Pencipta kita. Kecintaan Allah SWT nampak begitu nyata. Bila demikian, maka sangat rasional bila saya, anda, dan siapapun ingin menjadi kekasih-Nya. Ingin menumpahkan cinta kita kepada-Nya. Kehendak menjadi kekasih Allah SWT dan mencurahkan kecintaan kepada-Nya sungguh merupakan keniscayaan bagi mereka yang menyadari sebagai hamba Allah Dzat Maha Pemberi.
***
Wujud Nyata
Wujud cinta tersebut umumnya teraplikasi setidaknya dalam tiga bentuk. Pertama, lebih mementingkan perintah kekasihnya dari pada perintah yang lain; kedua, lebih mementingkan pertemuan dengan kekasihnya dibanding dengan yang lain; dan ketiga, lebih mementingkan mendapat keridhaan kekasihnya dari pada mendapatkan keridhaan yang lainnya. Karenanya, untuk mengecek apakah kita sudah menjadikan Allah SWT sebagai kekasih sejati atau belum mestinya kita mengecek sudahkah kita selalu taat pada perintah-Nya? Sudahkah selalu ingin bertemu dengan-Nya dalam peribadatan? Sudahkah mengharapkan keridhaan hanya dari-Nya? Kepada hukum Allah ataukah hukum thaghut? Jika jawabannya belum, maka tidak salah bila saat ini nurani anda bergumam : “Hipokrit engkau wahai jiwaku!” Sekalipun demikian, sampai sekarang pun belum terlambat untuk menjadikan-Nya al-Mahbub (yang dicintai). Yakinlah, kita dapat menjadi kekasih-Nya hingga nama kita senantiasa disebut-sebut di kalangan para malaikat.
Satu hal yang penting dicatat, tidak mungkin Allah SWT menyayangi dan mengasihi kita dalam keridhaan-Nya bila kita sendiri tidak mencintai-Nya. Inilah kiat pertama yang mutlak dilakukan : “Jadikanlah Allah sebagai kekasih kita, niscaya kita akan menjadi kekasih-Nya.” Katakanlah : “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Begitu firman Allah SWT dalam surat Ali ‘Imran [3] ayat 31.
Seorang muslim, apalagi pengemban dakwah, sudah sepatutnyalah menjadikan cinta tertingginya untuk Allah SWT. Karena dia adalah penyebar ajaran-ajaran-Nya. Dengan demikian ia akan menjadi uswah dan qudwah bagi masyarakat obyek dakwahnya. Sulit dibayangkan seseorang mengajak orang lain untuk mencintai Allah SWT bila dia yang mengajaknya tidak menjadikan Allah SWT sebagai kekasihnya. Jadi, keimanan dan tanggung jawab ini akan mendorong setiap mukmin pengemban dakwah terus berusaha untuk mencintai sekaligus dicintai oleh Allah. Demikian pula muslim pada umumnya.
***
Langkah Menjadi Kekasih-Nya
Siapapun yang mentadabburi kalamullah, akan menemukan beberapa sifat yang harus dimiliki agar menjadi hamba yang dicintai Khaliqnya. Beberapa karakteristik tersebut diantaranya :
1. Beriman
Adanya iman pada seseorang, merupakan syarat mutlak bagi hamba yang berhasrat dicintai Allah. Tanpa ini, jangan harap ada cinta dari-Nya. Firman Allah SWT : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman (orang yang sempurna imannya) itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfaal [8] : 2).
Penampakan keimanan yang lainnya, ia senantiasa khusyu’ dalam shalatnya. Sebagaimana firman Allah SWT : “(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” (QS. Al-Mukminuun [23] : 2).
Saat melakukan shalat, pikirannya tertuju pada makna bacaan, lidahnya membaca dan hatinya menghayati apa yang dibacanya itu. Ia dapat khusyu’ seperti ini karena betul-betul meyakini akan pertemuannya dengan Allah dan ia pun yakin bahwa ia pasti akan kembali dan bertemu dengan-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT : “(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah [2] : 46).
Keimanan yang seperti ini akan juga membuahkan amal-amal yang menjauhkan diri dari perkataan yang tidak berguna. Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (QS. Al-Mukminuun [23] : 3).
Demikian pula ia mengeluarkan zakat, menjaga arji-nya dari berzina, selalu memegang teguh dan menyampaikan amanat, menepati janji, dan selalu menjaga sholatnya agar tidak terbengkalai. Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan orang-orang yang menunaikan zakat. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan sembahyangnya.” (QA. Al-Mukminun [23] : 4 – 9).
2. Bertaqwa
Allah SWT berfirman : “(Bukan demikian) sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuatnya) dan bertaqwa maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Ali Imron [3] :76).
Taqwa tidak melekat begitu saja pada seseorang. Ia lebih merupakan suatu hasil kerja terus menerus dengan amal Islami. Karenanya, taqwa perlu dibina, disuburkan dan diistiqamahkan. Kehidupan duniawi laksana seseorang yang mengendarai kuda. Bila lalai mengatur kendalinya, tak tahu kuda lari kemana dan kita bernasib bagaimana. Yang jelas kita akan tersesat dalam kondisi sesesat-sesatnya. Dalam hidup di dunia, taqwa itulah kendalinya.
Sayidina Utsman bin Affan ra pernah mengungkap lima hal penting sebagai wujud taqwa pada seseorang yaitu : “Suka bergaul dengan orang yang baik dalam agamanya serta dapat mengekang nafsu syahwat dan lisannya; bila ditimpah musibah keduniaan yang besar dia menganggapnya sebagai ujian; bila ditimpah urusan kecil mengenai keagamaan dia merasa untung karenanya; tidak menjejali perutnya walaupun dengan makanan yang halal karena takut tercampur dengan barang haram; dan pada pandangannya orang lain sudah berhasil membersihkan dirinya sedangkan dirinya merasa masih kotor.”
3. Berbuat Ihsan
Al Fadhil Ibn ‘Iyadh berkata : “Sesungguhnya sesuatu perbuatan apabila benar tetapi tidak ikhlas maka amal itu tidak diterima. Demikian pula apabila dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar (shawab) maka amal itupun tidak diterima, jadi harus ikhlas dan benar. Ikhlas artinya hanya karena Allah, dan benar artinya sesuai dengan sunnah Rasul Allah SAW.”
Dengan demikian dengan dua syarat tadi mudahlah mengukur amal kita, termasuk amal yang ihsan (baik) atau tidak.
Berkaitan dengan seruan berbuat baik, Allah SWT telah menegaskan dalam firman-Nya : “Dan belanjakanlah (harta bendamu) dijalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah [2] : 195).
“Menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imron [3] : 134).
Selain itu, disaat melakukan suatu perbuatan tujuannya harus betul-betul dalam rangka beribadah kepada Allah SWT; dengan seakan-akan kita melihat-Nya dan apabila kita tidak dapat melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihat kita. Inilah definisi ihsan dalam beribadah menurut Rasul SAW yang tercantum dalam sebuah hadist riwayat Imam Muslim. Apabila kita sudah bersikap seperti ini (ihsan) niscaya dalam setiap melakukan perbuatan akan selalu ikhlas dan benar.
Banyak sekali amal kebaikan yang dapat dilakukan, baik yang berhubungan dengan Allah seperti shalat, membaca Al-Qur’an, shaum, berhubungan dengan diri sendiri seperti berakhlakul karimah, berpakaian rapi, menjaga diri dari makanan haram, ataupun berhubungan dengan sesama manusia dalam bermuamalah dan uqubat.
Jangan sekali-kali menganggap remeh suatu amal kebaikan. Sekecil apapun lakukanlah perbuatan baik tersebut, tinggalkanlah perbuatan dosa. Ingat pula, jangan menunda-nunda amal! Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Umar berkata : “Jika engkau di waktu sore janganlah engkau menunggu pagi, dan jika engkau di waktu pagi janganlah engkau menunggu sore. Pergunakanlah sehatmu untuk beramal sebelum sakit, dan pergunakanlah hidupmu sebelum mati.”
Sementar itu, Khalifah Ali Karamaallahu Wajhah berpesan : “Jadilah kamu sebaik-baik manusia disisi Allah dan anggaplah kamu sejelek-jelek manusia menurut dirimu sendiri dan jadilah kamu orang yang berguna di Masyarakat.”
4. Selalu Sabar
Seperti halnya dalam kehidupan yang lain, dalam medan dakwah pun tidak luput dari tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan. Semua itu pada hakekatnya merupakan ujian. Maka sabar merupakan pakaian para pengemban dakwah dimana pun berada dan kondisi apapun yang tengah dihadapinya. Sabar tidaklah harus berarti berdiam diri melainkan harus berusaha juga sekuat tenaga untuk menghadapinya. Mereka yang tidak sabar termasuk orang yang merugi, ia akan cepat frustasi, marah-marah, stress, bahkan bisa jadi menyalahkan Allah SWT. Na’udzu billahi min dzalik. Sabar bukanlah paket yang disediakan secara Inheren dalam penciptaan manusia. Sabar hanya akan ada pada mereka yang mengupayakannya. Anda dapat sabar ataukah tidak, terserah pilihan anda. Begitu pula saya atau dia. Bagi kita yang hendak menanam kesabaran diri ada beberapa pengalaman yang dapat dijadikan cermin untuk meraihnya upaya tersebut antara lain :
Pertama, pahamilah bahwa hidup ini adalah ujian. Sesungguhnya Allah SWT menciptakan hidup dan mati itu merupakan ujian bagi seluruh hamba-Nya (QS. Al-Muluk : 2). Berbagai bentuk ujian akan senantiasa mengiringi kehidupan seorang muslim. Apakah itu berupa ketakutan, rasa lapar, dan kekurangan harta (QS. Al-Baqarah : 155). Namun ada juga berupa perkara yang baik-baik (QS. Al-Anfal : 17). Ujian akan berakhir dengan tibanya ajal. Siapa yang siap hidup harus siap menghadapi ujian.
Kedua, sadarilah bahwa seluruh ujian yang ada, sekaligus sebagai pengecek kekuatan iman seseorang (QS. Al-Ankabut : 2). Semakin kuat keimanan seseorang maka semakin banyak dan berat juga ujian hidup yang akan dialaminya. Justru, bagi seorang muslim yang mengaku beriman tetapi belum pernah diuji, mestinya bertanya pada dirinya sudah sejauh manakah kadar keimanannya.
Ketiga, sabar itu merupakan salah satu tanda keberhasilan (QS. Ali-Imran : 200). Betapa banyak kaum terdahulu yang terbinasa karena ketidak sabarannya. Orang yang tidak sabar akan suatu perkara sebenarnya telah kehilangan kesempatan untuk mengungguli perkara tersebut.
Keempat, sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang sabar (QS. Ali-Imran : 146). Memang kesabaran bukanlah perkara yang mudah. Sebab, kesabaran memerlukan ketulusan dan kesungguhan tingkat tinggi. Agar berhasil memilikinya, biasakanlah dan perbanyaklah do’a : Artinya “Ya Rabb kami, curahkanlah kesabaran kepada kami, dan matikanlah kami dalam keadaan muslim.” (QS. Al-A’raf : 222).
5. Tawakkal
Satu ciri lain orang yang dicintai Allah SWT adalah orang yang tawakkal. Kaum mukminin di perintahkan untuk menyerahkan segala urusannya (tawakkal) hanya kepada Allah SWT (QS. Ali-Imran : 122; QS. Al-Maidah : 11). Sebelum melakukan segala sesuatu, kita harus menyerahkan segala macam urusan kita kepada Allah SWT. Jadi bukan berusaha lalu bertawakkal kepada Allah SWT dalam setiap urusan jauh-jauh sebelumnya baru berusaha menghadapi sekuat tenaga.
6. Mencintai Allah SWT
Agar kita dicintai Allah SWT, kita harus mencintai-Nya. Wujud cinta kepada Allah adalah cinta kepada sesama muslim dan keras kepada orang kafir (bukan sebaliknya), siap berjihad, dan tidak takut terhadap selaan orang yang mencela. Demikian disebutkan dalam surat Al-Maidah ayat 54. Mencintai Allah SWT dilakukan dengan cara mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW dalam segala peri kehidupannya (QS. Ali-Imran : 31). Lembut terhadap sesama muslim dilakukan dengan cara mencintai mereka sebagaimana mencintai diri kita sendiri, tidak menyakitinya, tidak mendzaliminya, tidak mengganggu hartanya dan memelihara kehormatannya, sedangkan keras terhadap orang kafir, terutama dalam hal-hal yang menyangkut hukum Islam. Tidak ada toleransi dalam beragama, yang ada kerukunan antar umat umat beragama dibawah nauangan kehidupan Islam, dimana Islamlah yang berkuasa dibumi ini.
Adapun jihad merupakan perang untuk meninggikan kalimat Allah SWT. Seorang pengemban dakwah harus merelakan dirinya untuk mati fi sabilillah karena diri orang mukmin telah dibeli oleh Allah SWT (QS. At-Taubah : 111). Demikian pula sang istri harus ridha melepas suami dan anak-anaknya kemedan pertempuran demi tegaknya dinul Islam saat kaum imperalis menggunakan senjata untuk memporakporandakan Islam, umat dan negeri-negerinya. Selain itu, Pengemban dakwah harus tahan terhadap celaan yang dilontarkan kepadanya karena celaan itu sebenarnya muncul dari orang-orang yang tidak suka kepada Islam.
7. Bertaubat, Membersihkan Diri dan Jiwa
Taubat harus menjadikan kebiasaan sehari-hari (QS. At-Taubah : 112). Suatu kebahagiaan bila kita terbiasa taubat seperti terbiasanya sarapan. Taubat pun bukan hanya sesaat melainkan harus dilakukan dengan benar-benar sehingga menjadi taubatan nasuha (QS. At-Tahrim : 8). Setidaknya, agar terwujud taubatan nasuha, seorang Muslim harus menyesali perbuatan dosanya, memohon ampunan kepada Allah SWT dan berniat sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya. Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali, dalam Minhajul ‘Abidin menjelaskan bahwa pembersihan dosa seseorang, tergantung kepada jenis dosa tersebut.
Pertama, bila kesalahan tersebut karena kelalaian atas kewajiban dari Allah SWT, maka ia harus beristighfar dan berusaha mengqada segala kelalaiannya itu. Kedua, bila dosa itu terhadap sesama manusia, maka ia harus berusaha sekuat tenaga untuk meminta kemanfaatan dan keridhaan orang tersebut. Ketiga, bila dosa tersebut karena kedzaliman diri sendiri (tidak berhubungan dengan orang lain) maka ia harus memperbanyak amal shalih agar kelak, amalan buruknya akan terkalahkan banyaknya oleh amal shalehnya.
Rasulullah yang ma’sum, tidak kurang dari tujuh puluh kali sehari bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT. Bagaimana dengan kita yang penuh dosa dan tidak dilindungi dari kesalahan?
***
Renungan
Itulah beberapa hal yang dapat membimbing kita untuk menjadi kekasih Allah SWT. Siapapun yang telah mencurahkan cintanya kepada Allah SWT dan berhasil menjadi kekasih-Nya, niscaya hasilnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Ini adalah janji Allah SWT yang disampaikan oleh Nabi SAW.
Suatu waktu Rasulullah SAW bersabda bahwasannya Allah Ta’ala berfirman : “Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku maka aku menyatakan perang kepadanya. Sesuatu yang paling kusukai dari apa yang dikerjakan oleh hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah bila ia mengerjakan oleh apa yang telah Kuwajibkan kepadanya. Seseorang itu akan senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan mengerjakan kesunatan-kesunatan sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya maka Aku merupakan pendengaran yang ia pergunakan untuk mendengarnya, Aku merupakan penglihatan yang ia pergunakan untuk melihatnya, Aku merupakan tangan yang ia pergunakan untuk menyerangnya, dan Aku merupakan kaki yang ia pergunakan untuk berjalan. Seandainya ia bermohon kepada-Ku pasti Aku akan mengabulkannya dan seandainya ia berlindung diri kepada-ku paasti aku akan melindunginya.” (HR. Bkuhari)
Semoga kita diberi kemudahan untuk menjadi kekasih Allah Pencipta Alam.
CARA UNTUK MENJADI KEKASIH ALLAH
Bicara tentang kekasih, identik dengan berbicara tentang cinta. Sesuatu yang dicintai dan dikasihi, dimakhlumi sebagai kekasih. Nabiyullah Ibrahim mendapat julukan Khalilullah (Kekasih Allah), artinya beliau mendapatkan cinta dan kasih sayang-Nya. Cinta yang hakiki – murni – sejati adalah cinta pada Dia, Dzat Maha Suci yang secara realitas telah memberi segala yang kita rasakan sekarang. Cinta hakiki adalah cinta pada dzat yang mencintai kita.
Betapa tidak, hanya Dia lah yang memberikan segalanya pada kita. Tengok saja segala yang kita miliki, semuanya berasal dari Allah SWT. Semua yang kita gunakan adalah milik-Nya, lalu atas dasar kasih-Nya Dia mengijinkan kita untuk menggunakan semua itu. Hakekatnya, badan, tanah, rumah, kendaraan, kekayaan, jabatan dan segala hal yang kita gunakan bukanlah milik hakiki kita. Itu adalah milik Allah SWT yang atas cinta-Nya dibolehkan untuk kita gunakan sehingga menjadi ‘milik’ kita di dunia. Bukti konkret bahwa semua itu bukan milik hakiki kita, hanya ‘milik’ sementara saja, adalah ketika siapapun meninggal maka semua itu tidak dibawanya. Badan hancur lebur dimakan bakteri; tanah, rumah, kendaraan, dan kekayaan tidak ikut dikubur, semuanya diwariskan. Jabatan juga hanya tinggal sebutan. Satu-satunya jabatan yang melekat adalah : MAYAT.
Realitas menunjukkan tidak ada siapapun yang mencintai kita memberi segala yang kita punyai dan kita butuhkan selain Allah Pencipta kita. Kecintaan Allah SWT nampak begitu nyata. Bila demikian, maka sangat rasional bila saya, anda, dan siapapun ingin menjadi kekasih-Nya. Ingin menumpahkan cinta kita kepada-Nya. Kehendak menjadi kekasih Allah SWT dan mencurahkan kecintaan kepada-Nya sungguh merupakan keniscayaan bagi mereka yang menyadari sebagai hamba Allah Dzat Maha Pemberi.
***
Wujud Nyata
Wujud cinta tersebut umumnya teraplikasi setidaknya dalam tiga bentuk. Pertama, lebih mementingkan perintah kekasihnya dari pada perintah yang lain; kedua, lebih mementingkan pertemuan dengan kekasihnya dibanding dengan yang lain; dan ketiga, lebih mementingkan mendapat keridhaan kekasihnya dari pada mendapatkan keridhaan yang lainnya. Karenanya, untuk mengecek apakah kita sudah menjadikan Allah SWT sebagai kekasih sejati atau belum mestinya kita mengecek sudahkah kita selalu taat pada perintah-Nya? Sudahkah selalu ingin bertemu dengan-Nya dalam peribadatan? Sudahkah mengharapkan keridhaan hanya dari-Nya? Kepada hukum Allah ataukah hukum thaghut? Jika jawabannya belum, maka tidak salah bila saat ini nurani anda bergumam : “Hipokrit engkau wahai jiwaku!” Sekalipun demikian, sampai sekarang pun belum terlambat untuk menjadikan-Nya al-Mahbub (yang dicintai). Yakinlah, kita dapat menjadi kekasih-Nya hingga nama kita senantiasa disebut-sebut di kalangan para malaikat.
Satu hal yang penting dicatat, tidak mungkin Allah SWT menyayangi dan mengasihi kita dalam keridhaan-Nya bila kita sendiri tidak mencintai-Nya. Inilah kiat pertama yang mutlak dilakukan : “Jadikanlah Allah sebagai kekasih kita, niscaya kita akan menjadi kekasih-Nya.” Katakanlah : “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Begitu firman Allah SWT dalam surat Ali ‘Imran [3] ayat 31.
Seorang muslim, apalagi pengemban dakwah, sudah sepatutnyalah menjadikan cinta tertingginya untuk Allah SWT. Karena dia adalah penyebar ajaran-ajaran-Nya. Dengan demikian ia akan menjadi uswah dan qudwah bagi masyarakat obyek dakwahnya. Sulit dibayangkan seseorang mengajak orang lain untuk mencintai Allah SWT bila dia yang mengajaknya tidak menjadikan Allah SWT sebagai kekasihnya. Jadi, keimanan dan tanggung jawab ini akan mendorong setiap mukmin pengemban dakwah terus berusaha untuk mencintai sekaligus dicintai oleh Allah. Demikian pula muslim pada umumnya.
***
Langkah Menjadi Kekasih-Nya
Siapapun yang mentadabburi kalamullah, akan menemukan beberapa sifat yang harus dimiliki agar menjadi hamba yang dicintai Khaliqnya. Beberapa karakteristik tersebut diantaranya :
1. Beriman
Adanya iman pada seseorang, merupakan syarat mutlak bagi hamba yang berhasrat dicintai Allah. Tanpa ini, jangan harap ada cinta dari-Nya. Firman Allah SWT : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman (orang yang sempurna imannya) itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfaal [8] : 2).
Penampakan keimanan yang lainnya, ia senantiasa khusyu’ dalam shalatnya. Sebagaimana firman Allah SWT : “(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” (QS. Al-Mukminuun [23] : 2).
Saat melakukan shalat, pikirannya tertuju pada makna bacaan, lidahnya membaca dan hatinya menghayati apa yang dibacanya itu. Ia dapat khusyu’ seperti ini karena betul-betul meyakini akan pertemuannya dengan Allah dan ia pun yakin bahwa ia pasti akan kembali dan bertemu dengan-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT : “(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah [2] : 46).
Keimanan yang seperti ini akan juga membuahkan amal-amal yang menjauhkan diri dari perkataan yang tidak berguna. Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (QS. Al-Mukminuun [23] : 3).
Demikian pula ia mengeluarkan zakat, menjaga arji-nya dari berzina, selalu memegang teguh dan menyampaikan amanat, menepati janji, dan selalu menjaga sholatnya agar tidak terbengkalai. Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan orang-orang yang menunaikan zakat. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan sembahyangnya.” (QA. Al-Mukminun [23] : 4 – 9).
2. Bertaqwa
Allah SWT berfirman : “(Bukan demikian) sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuatnya) dan bertaqwa maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Ali Imron [3] :76).
Taqwa tidak melekat begitu saja pada seseorang. Ia lebih merupakan suatu hasil kerja terus menerus dengan amal Islami. Karenanya, taqwa perlu dibina, disuburkan dan diistiqamahkan. Kehidupan duniawi laksana seseorang yang mengendarai kuda. Bila lalai mengatur kendalinya, tak tahu kuda lari kemana dan kita bernasib bagaimana. Yang jelas kita akan tersesat dalam kondisi sesesat-sesatnya. Dalam hidup di dunia, taqwa itulah kendalinya.
Sayidina Utsman bin Affan ra pernah mengungkap lima hal penting sebagai wujud taqwa pada seseorang yaitu : “Suka bergaul dengan orang yang baik dalam agamanya serta dapat mengekang nafsu syahwat dan lisannya; bila ditimpah musibah keduniaan yang besar dia menganggapnya sebagai ujian; bila ditimpah urusan kecil mengenai keagamaan dia merasa untung karenanya; tidak menjejali perutnya walaupun dengan makanan yang halal karena takut tercampur dengan barang haram; dan pada pandangannya orang lain sudah berhasil membersihkan dirinya sedangkan dirinya merasa masih kotor.”
3. Berbuat Ihsan
Al Fadhil Ibn ‘Iyadh berkata : “Sesungguhnya sesuatu perbuatan apabila benar tetapi tidak ikhlas maka amal itu tidak diterima. Demikian pula apabila dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar (shawab) maka amal itupun tidak diterima, jadi harus ikhlas dan benar. Ikhlas artinya hanya karena Allah, dan benar artinya sesuai dengan sunnah Rasul Allah SAW.”
Dengan demikian dengan dua syarat tadi mudahlah mengukur amal kita, termasuk amal yang ihsan (baik) atau tidak.
Berkaitan dengan seruan berbuat baik, Allah SWT telah menegaskan dalam firman-Nya : “Dan belanjakanlah (harta bendamu) dijalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah [2] : 195).
“Menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imron [3] : 134).
Selain itu, disaat melakukan suatu perbuatan tujuannya harus betul-betul dalam rangka beribadah kepada Allah SWT; dengan seakan-akan kita melihat-Nya dan apabila kita tidak dapat melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihat kita. Inilah definisi ihsan dalam beribadah menurut Rasul SAW yang tercantum dalam sebuah hadist riwayat Imam Muslim. Apabila kita sudah bersikap seperti ini (ihsan) niscaya dalam setiap melakukan perbuatan akan selalu ikhlas dan benar.
Banyak sekali amal kebaikan yang dapat dilakukan, baik yang berhubungan dengan Allah seperti shalat, membaca Al-Qur’an, shaum, berhubungan dengan diri sendiri seperti berakhlakul karimah, berpakaian rapi, menjaga diri dari makanan haram, ataupun berhubungan dengan sesama manusia dalam bermuamalah dan uqubat.
Jangan sekali-kali menganggap remeh suatu amal kebaikan. Sekecil apapun lakukanlah perbuatan baik tersebut, tinggalkanlah perbuatan dosa. Ingat pula, jangan menunda-nunda amal! Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Umar berkata : “Jika engkau di waktu sore janganlah engkau menunggu pagi, dan jika engkau di waktu pagi janganlah engkau menunggu sore. Pergunakanlah sehatmu untuk beramal sebelum sakit, dan pergunakanlah hidupmu sebelum mati.”
Sementar itu, Khalifah Ali Karamaallahu Wajhah berpesan : “Jadilah kamu sebaik-baik manusia disisi Allah dan anggaplah kamu sejelek-jelek manusia menurut dirimu sendiri dan jadilah kamu orang yang berguna di Masyarakat.”
4. Selalu Sabar
Seperti halnya dalam kehidupan yang lain, dalam medan dakwah pun tidak luput dari tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan. Semua itu pada hakekatnya merupakan ujian. Maka sabar merupakan pakaian para pengemban dakwah dimana pun berada dan kondisi apapun yang tengah dihadapinya. Sabar tidaklah harus berarti berdiam diri melainkan harus berusaha juga sekuat tenaga untuk menghadapinya. Mereka yang tidak sabar termasuk orang yang merugi, ia akan cepat frustasi, marah-marah, stress, bahkan bisa jadi menyalahkan Allah SWT. Na’udzu billahi min dzalik. Sabar bukanlah paket yang disediakan secara Inheren dalam penciptaan manusia. Sabar hanya akan ada pada mereka yang mengupayakannya. Anda dapat sabar ataukah tidak, terserah pilihan anda. Begitu pula saya atau dia. Bagi kita yang hendak menanam kesabaran diri ada beberapa pengalaman yang dapat dijadikan cermin untuk meraihnya upaya tersebut antara lain :
Pertama, pahamilah bahwa hidup ini adalah ujian. Sesungguhnya Allah SWT menciptakan hidup dan mati itu merupakan ujian bagi seluruh hamba-Nya (QS. Al-Muluk : 2). Berbagai bentuk ujian akan senantiasa mengiringi kehidupan seorang muslim. Apakah itu berupa ketakutan, rasa lapar, dan kekurangan harta (QS. Al-Baqarah : 155). Namun ada juga berupa perkara yang baik-baik (QS. Al-Anfal : 17). Ujian akan berakhir dengan tibanya ajal. Siapa yang siap hidup harus siap menghadapi ujian.
Kedua, sadarilah bahwa seluruh ujian yang ada, sekaligus sebagai pengecek kekuatan iman seseorang (QS. Al-Ankabut : 2). Semakin kuat keimanan seseorang maka semakin banyak dan berat juga ujian hidup yang akan dialaminya. Justru, bagi seorang muslim yang mengaku beriman tetapi belum pernah diuji, mestinya bertanya pada dirinya sudah sejauh manakah kadar keimanannya.
Ketiga, sabar itu merupakan salah satu tanda keberhasilan (QS. Ali-Imran : 200). Betapa banyak kaum terdahulu yang terbinasa karena ketidak sabarannya. Orang yang tidak sabar akan suatu perkara sebenarnya telah kehilangan kesempatan untuk mengungguli perkara tersebut.
Keempat, sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang sabar (QS. Ali-Imran : 146). Memang kesabaran bukanlah perkara yang mudah. Sebab, kesabaran memerlukan ketulusan dan kesungguhan tingkat tinggi. Agar berhasil memilikinya, biasakanlah dan perbanyaklah do’a : Artinya “Ya Rabb kami, curahkanlah kesabaran kepada kami, dan matikanlah kami dalam keadaan muslim.” (QS. Al-A’raf : 222).
5. Tawakkal
Satu ciri lain orang yang dicintai Allah SWT adalah orang yang tawakkal. Kaum mukminin di perintahkan untuk menyerahkan segala urusannya (tawakkal) hanya kepada Allah SWT (QS. Ali-Imran : 122; QS. Al-Maidah : 11). Sebelum melakukan segala sesuatu, kita harus menyerahkan segala macam urusan kita kepada Allah SWT. Jadi bukan berusaha lalu bertawakkal kepada Allah SWT dalam setiap urusan jauh-jauh sebelumnya baru berusaha menghadapi sekuat tenaga.
6. Mencintai Allah SWT
Agar kita dicintai Allah SWT, kita harus mencintai-Nya. Wujud cinta kepada Allah adalah cinta kepada sesama muslim dan keras kepada orang kafir (bukan sebaliknya), siap berjihad, dan tidak takut terhadap selaan orang yang mencela. Demikian disebutkan dalam surat Al-Maidah ayat 54. Mencintai Allah SWT dilakukan dengan cara mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW dalam segala peri kehidupannya (QS. Ali-Imran : 31). Lembut terhadap sesama muslim dilakukan dengan cara mencintai mereka sebagaimana mencintai diri kita sendiri, tidak menyakitinya, tidak mendzaliminya, tidak mengganggu hartanya dan memelihara kehormatannya, sedangkan keras terhadap orang kafir, terutama dalam hal-hal yang menyangkut hukum Islam. Tidak ada toleransi dalam beragama, yang ada kerukunan antar umat umat beragama dibawah nauangan kehidupan Islam, dimana Islamlah yang berkuasa dibumi ini.
Adapun jihad merupakan perang untuk meninggikan kalimat Allah SWT. Seorang pengemban dakwah harus merelakan dirinya untuk mati fi sabilillah karena diri orang mukmin telah dibeli oleh Allah SWT (QS. At-Taubah : 111). Demikian pula sang istri harus ridha melepas suami dan anak-anaknya kemedan pertempuran demi tegaknya dinul Islam saat kaum imperalis menggunakan senjata untuk memporakporandakan Islam, umat dan negeri-negerinya. Selain itu, Pengemban dakwah harus tahan terhadap celaan yang dilontarkan kepadanya karena celaan itu sebenarnya muncul dari orang-orang yang tidak suka kepada Islam.
7. Bertaubat, Membersihkan Diri dan Jiwa
Taubat harus menjadikan kebiasaan sehari-hari (QS. At-Taubah : 112). Suatu kebahagiaan bila kita terbiasa taubat seperti terbiasanya sarapan. Taubat pun bukan hanya sesaat melainkan harus dilakukan dengan benar-benar sehingga menjadi taubatan nasuha (QS. At-Tahrim : 8). Setidaknya, agar terwujud taubatan nasuha, seorang Muslim harus menyesali perbuatan dosanya, memohon ampunan kepada Allah SWT dan berniat sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya. Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali, dalam Minhajul ‘Abidin menjelaskan bahwa pembersihan dosa seseorang, tergantung kepada jenis dosa tersebut.
Pertama, bila kesalahan tersebut karena kelalaian atas kewajiban dari Allah SWT, maka ia harus beristighfar dan berusaha mengqada segala kelalaiannya itu. Kedua, bila dosa itu terhadap sesama manusia, maka ia harus berusaha sekuat tenaga untuk meminta kemanfaatan dan keridhaan orang tersebut. Ketiga, bila dosa tersebut karena kedzaliman diri sendiri (tidak berhubungan dengan orang lain) maka ia harus memperbanyak amal shalih agar kelak, amalan buruknya akan terkalahkan banyaknya oleh amal shalehnya.
Rasulullah yang ma’sum, tidak kurang dari tujuh puluh kali sehari bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT. Bagaimana dengan kita yang penuh dosa dan tidak dilindungi dari kesalahan?
***
Renungan
Itulah beberapa hal yang dapat membimbing kita untuk menjadi kekasih Allah SWT. Siapapun yang telah mencurahkan cintanya kepada Allah SWT dan berhasil menjadi kekasih-Nya, niscaya hasilnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Ini adalah janji Allah SWT yang disampaikan oleh Nabi SAW.
Suatu waktu Rasulullah SAW bersabda bahwasannya Allah Ta’ala berfirman : “Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku maka aku menyatakan perang kepadanya. Sesuatu yang paling kusukai dari apa yang dikerjakan oleh hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah bila ia mengerjakan oleh apa yang telah Kuwajibkan kepadanya. Seseorang itu akan senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan mengerjakan kesunatan-kesunatan sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya maka Aku merupakan pendengaran yang ia pergunakan untuk mendengarnya, Aku merupakan penglihatan yang ia pergunakan untuk melihatnya, Aku merupakan tangan yang ia pergunakan untuk menyerangnya, dan Aku merupakan kaki yang ia pergunakan untuk berjalan. Seandainya ia bermohon kepada-Ku pasti Aku akan mengabulkannya dan seandainya ia berlindung diri kepada-ku paasti aku akan melindunginya.” (HR. Bkuhari)
Semoga kita diberi kemudahan untuk menjadi kekasih Allah Pencipta Alam.

Kamis, 16 Juni 2011

Sholat

shalatmu) dengan khusyuk" (Al-Baqarah [2]: 238), dan Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya di dalam shalat terdapat kesibukan-kesibukan" (Muttafaq alaih). Bagi orang yang sedang melaksanakan shalat dilarang makan, minum, menoleh dan bergerak-gerak. Berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain yang kadang-kadang mewajibkan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu tanpa melarang perbuatan yang lain. Orang yang berpuasa misalnya, mereka masih dapat berbicara dan bergerak, atau orang yang berjihad, mereka masih dapat bergerak-gerak dan berbicara, dan begitu pula orang yang melaksanakan haji, mereka masih dapat makan dan minum. Sementara di dalam shalat terdapat semua warna dan corakibadah yang mencakup hati, akal, tubuh, dan lisan. Adapun yang mencakup lisan seperti; dua kalimat syahadat, takbir, ta'auz, basmalah, bacaan Al-Qur'an, tasbih, tahmid, istighfar serta permohonan (doa). Adapun yang berkaitan dengan perbuatan diantaranya; berdiri, rukuk, sujud, i'tidal, turun, naik, dan duduk. Adapun yang berkaitan dengan akal diantaranya; tafakkur, tadabbur, tafahhum serta tafaqquh, dan yang berkaitan dengan hati diantaranya; khusyuk, riqqah (tenang), khauf (takut), tham'u (tamak), iltizaz (kenikmatan), dhara'ah (rendah diri), dan buka'u (tangis). Ibnu Qayyim Al-Jauziah - semoga Allah merahmati beliau -, berkata, "Dan ketika shalat itu mencakup setiap bacaan, dzikir dan do'a, yaitu menghimpun
seluruh bagian-bagian ibadah dalam bentuk yang paling sempurna, sungguh ia lebih
baik dibanding semua bentuk bacaan, dzikir dan doa yang dilakukan secara
perorangan, karena shalat mencakup semua bentuk ibadah yang diaplikasikan oleh
semua anggota tubuh".
5. Shalat Merupakan Perintah Allah Perintah Allah SWT. harus senantiasa dipatuhi dan segera dikerjakan. Allah SWT berfirman: "Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus" (Al-Bayyinah [98]: 5).
Dan Allah yang Maha Tinggi berfirman: "Katakanlah kepada hamba- hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat,"(Ibrâhîm [14]: 37), dan firman-Nya: "Dan dirikanlah shalat" (Al-Baqarah [2]: 43), dan firman-Nya: "Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa (shalat yang di tengah-tengah dan yang paling utama). Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk." (Al-Baqarah [2]: 238). Diriwatkan dari Harits Al-Asy'ary ra. dari Rasulullah saw.
bahwasanya Yahya as. mengumpulkan Bani Israil dan berkata kepada
mereka: "Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku lima kata agar aku
menunaikannya, dan aku perintahkan pada kalian agar supaya mengerjakannya" (Hadits) yaitu; "bahwasanya Allah SWT. memerintahkan pada kalian untuk mendirikan shalat, dan jika kalianshalat maka janganlah kalian berpaling (bergerak
gerak), karena sesungguhnya Allah SWT. menghadapkan wajah-Nya pada wajah
hamba-Nya yang sedang melaksanakan shalat dan tidak berpaling (bergerak gerak)"
(Hadits Shahih). Dan Allah SWT. berfirman: "Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan tidak (pula) bagi wanita mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (Al-Ahzâb [33]: 36). Dengan demikian, shalat merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah saw. bersabda: "Dan sungguh kehinaan dan kerendahan itu dijadikan bagi siapa saja yang menyalahi perintahku" (Hadits Shahih). 6. Shalat; Wasiat Terakhir Rasulullah Saat-saat menjelang meninggalnya Rasullah saw. beliau tidak memiliki
banyak waktu untuk menyampaikan banyak wasiat, namun ketika beliau
merasa semakin dekat dengan sakaratul maut, dengan sangat lembut beliau
menyampaikan wasiatnya; diriwayatkan dari Imam Ali ra., beliau berkata:
"Bahwasanya perkataan terakhir rasululllah saw. adalah; "shalat, shalat, dan bertaqwalah kepada Allah atas apa yang engkau miliki" (Hadits Shahih).
Dan diriwayatkan dari Anas bin Malik ra., beliau berkata: "Sesungguhnya wasiat terakhir Rasulullah saw. dimana beliau berusaha
menggerakkan lidahnya adalah "shalat, shalat, dan bertaqwalah pada Allah atas apa
yang engkau miliki" (Hadits Shahih).
7. Shalat adalah Cermin Perbuatan dan Keagungan Agama dalam Hati Seorang Mukmin Shalat merupakan tolak ukur amal perbuatan seseorang, dengannya,
manusia dapat mengetahui kadar imannya, seperti halnya seorang dokter
yang dapat mengukur panas badan orang sakit dengan alat pengukur panas.
Diriwayatkan dari Anas ra., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: "Hal pertama yang akan dihisab pada diri seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat, jika shalatnya bagus maka baguslah semua amalannya, dan jika shalatnya rusak maka rusaklah seluruh amalannya" (Hadits shahih). (Dan manusia memperoleh kemuliaan lewat shalat sebelum mereka
memperoleh kemuliaan pada hal lain, –lewat ilmu atau kecerdasan- dan
itulah ukuran yang benar. Dengan ukuran tersebut, agama dan kedudukan
seseorang ditentukan dalam Islam. Dan mereka yang telah diabadikan oleh
sejarah, yang senantiasa diagung-agungkan sepanjang masa, dan menjadi
buah bibir setiap orang bukan karena kecerdasaan mereka, tapi penghargaan
tersebut mereka peroleh karena keberhasilan mereka dalam shalat hingga
mampu mengungguli orang-orang sezamannya serta mampu mencapai
derajat "ihsan" dan memperoleh kedudukan yang mulia).
Di sisi lain, karena setiap mereka yang menganggap remeh shalat,
maka berarti mereka juga meremehkan Islam. Karena pada dasarnya,
kredibiltas seseorang dalam Islam tergantung pada sejauh mana nilai
shalatnya.
Jika engkau ingin mengetahui sejauh mana ukuran cintamu terhadap Islam, maka periksalah kecintaanmu pada shalat, karena sesungguhnya nilai Islam di hatimu terngatung pada nilai shalatmu, dan jika engkau ingin

mengukur iman seorang hamba, maka perhatikanlah sejauh mana ia memuliakan shalat. Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang ingin mengetahui apa yang ia miliki disisi Allah, maka lihatlah milik Allah yang ada padanya" (Hadits Hasan). Dan dari Hasan, beliau berkata: "Wahai anak cucu Adam, kemuliaan apa yang kamu miliki dalam agamamu jika shalatmu menghinakanmu!?"
ini!". Kemudian Sultan mengisyaratkan untuk menghancurkan kedai tersebut. Dan aku kemudian bertanya kepada Syekh ketika beliau pulang, dan berita tersebut telah tersebar, "wahai Tuanku, apa yang terjadi?" Beliau menjawab: "wahai anakku, aku melihatnya dalam kebesaran itu, dan aku ingin mengingatkannya agar supaya tidak sombong dan meyakiti dirinya sendiri",lalu aku berkata: "wahai Tuanku! Apa kelemahannya? Beliau menjawab:"waha i anakku, demi Allah aku menghadirkan keagungan Allah dan sultan berlutut di hadapanku seperti seekor kucing". Sejarah dakwah dan keteguhan hati, iman dan akidah senantiasa hidup, terlahir kembali di setiap masa dan liku-liku perjalanan. Syekh Muhammad bin Mubarak al-Karmany, seorang pengarang India menceritakan sebuah kisah teladan; "Sultan Muhammad Tugluk meminta Syekh Qatbuddin al-Munawwar datang ke Delhi untuk dimintai keterangan atas tidak hadirnya beliau untuk memberi penghormatan kepada Raja. Dan ketika ia datang ke (Balath) dan masuk ke dalam kantor, ia melihat para pemimpin, menteri dan hakim serta para pengawal (Balath) berdiri terpaku, lengkap dengan senjata di tempat yang membuat hati terhenyak. Beliau datang bersama anaknya, Nuruddin. Ia masih muda dan belum pernah berkunjung ke (Balath) Raja seumur hidupnya, ia ketakutan melihat pemandangan tersebut. Syekh Qatbuddin kemudian memanggil anaknya dengan suara tinggi: "wahai anakku, kebesaran hanya milik Allah!, Nuruddin berkata: "Aku merasakan kekuatan aneh dalam diriku setelah mendengar panggilan ini, rasa takutku pun hilang dan mereka nampak seperti sepotong domba atau kambing". Dalam melaksanakan shalat, seseorang harus menunaikannya dengan perlahan-lahan, dimulai dengan berdiri lalu rukuk kemudian sujud, yaitu dalam keadaan tenang. Tidak langsung sujud setelah rukuk, tapi berhenti sejenak lalu sujud dengan tenang agar ia benar-benar merasakan khusyuk dalam jiwa, serta kerendahan dalam hati. Begitu pula, ungkapan pengagungan diucapkan dengan perlahan- lahan. Dalam rukuknya ia mengucapkan: "subhana rabbial adzim", dan dalam
sujud, ia mengucapkan: "subhana rabbial a'la" dan ketika ia telah mencapai ketenangan dan kerendahan hati, serta meletakkan anggota tubuh paling mulia – wajah - di atas sesuatu yang paling rendah, - yaitu tanah tempat berpijaknya telapak kaki yang merupakan perumpamaan paling rendah dan hina -,ia mengucapkan kata paling mulia yang mengungkap keagungan dan kekuasaan Allah; "subhana rabbial a'la". Saat itu, keindahan lingkungan dan tempat menyatu dengan keindahan penjelasan dan pernyataan. Dan di antara dua sujud diselingi dengan duduk sejenak untuk kemudian memulai sujud kembali agar supaya kita tersadar dari kelalaian dan kembali merasakan kenikmatan baru. "Sujud yang khusyuk dan tenang, yang menggoncang seluruh alam" Dan ketika sujud, ia telah memutus segala bentuk tradisi. Yaitu, tradisi yang ditetapkan oleh masyarakat, adat istiadat dan adab. Ia sujud karena Allah, perasaan bangga membasahi wajahnya, melumuri dahinya dan menguatkan hatinya, menuntun jiwanya menuju hakikatnya. Tidak ada penghalang untuk khusyuk, dan tak ada teguran atas segala tetes air mata. Ruang jiwa begitu berharga membanjiri seluruh hati. Oleh karena itu, para sahabat ra. berkata: "dalam diri mereka ada suara seperti suara dengungan periuk dalam tangis". Dan Amr bin Ash menceritakan bahwa Rasulullah saw. melaksanakan shalat kusuf, ia berkata: "dan kemudian Rasulullah meniup-niup di akhir sujudnya dan berkata, uff.. uff.., lalu berkata :" wahai Tuhanku, bukan engkau berjanjikepadaku tidak akan menyiksa mereka dan aku ada di antara mereka, bukankah engkau berjanji tidak akan menyiksa mereka dan mereka memohon ampun", dalam riwayat lain: "ketika beliau meniup-niup, beliau menangis". Hamba yang bersujud adalah orang yang paling dekat dan paling dicintai oleh Allah. Dalam sebuah hadits shahih dikatakan, "hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah doa". Maka seorang hamba harus memanfaatkan kesempatan berharga tersebut dengan menabur keteduhan hati lewat aliran doa dan penghambaan dan berkata, "aku memohon kepadamu dengan permohonan orang yang tak berpunya, dan dengan permohonan orang yang penuh dosa lagi hina, yang memohon dengan
penuhketakutan dan keresahan, yaitu doa orang yang tunduk patuh padamu, yang air matanya mengalir deras dan tubuhnya penuh hina". Inilah sujud yang mampu menggetarkan gunung dan bumi, yang mampu mengguncang hati para pembangkang yang keras kepala. Dan dalam sejarah, liku-liku serta perjuangan umat, tersimpan banyak hal serta cerita- cerita aneh. Shalat yang sebenarnya menentang segala bentuk penyembahan kepada selain Allah, perbudakan manusia serta kehidupan Jahiliah. Dan salah satu bentuk shalat yang khusyuk dan ikhlas adalah seorang muslim yang senantiasa menjaga ruh, hakikat, tata cara dan waktu-waktu shalat, ia tidak sejalan dengan ibadah yang mempersekutukan Allah - seperti; syirik, penyembah berhala dankhura fat – dan pengabdian kepada selain Allah, - seperti; pengagungan para pemimpin dan penguasa, atau para pemilik kekuatan atau kekayaan – dan tidak meyakini bahwa mereka mampu memberi manfaat danmudharat, atau selalu merayu dan mencari perhatian dengan pelbagai cara serta setia bersama mereka dalam kedzaliman dan kejahatan. Atau bahkan mengajak untuk mengikuti keyakinan dan suara hati seperti pada zaman sistem kerajaan pertama dahulu dan zaman "kebebasan" dan demokrasi saat ini. Dengan seluruh rukun shalat, serta ucapan-ucapan seorang hamba dalam shalat yang kemudian diyakini dan diikrarkan dalam jiwa, sungguh telah menafikan dan menentang semua pernyataan tersebut. Dengan kata pembuka dalam shalat, yaitu "Allahu Akbar", semuanya terbantahkan. dan firman Allah "alhamdulillahi rabbil alamin" menyatakan bahwa tidak Tuhan selainnya, dan hanya bagi-Nya segala pujian.

MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

About