Senin, 20 Juni 2011

8 Tingkatan Wali Menurut Ibnu Arrabi

Menurut keterangan Syeikh Muhyiddin Ibnu Arabi dlm kitabnya yg berjudul Futuhul Makkiyat, para wali dapatdibagi menjadi beberapa tingkat atau kelas sesuai dgn kedudukan mereka disisi Alloh SWT. Ringkasan hal tersebut adalah :

1. AL AQTAB
Al Aqtab berasal dari kata "Qutub" yang
mempunyai arti penghulu. Dari sini disimpulkan
bahwa Al Aqtab adalah merupakan derajat
perwalian yang paling tinggi tingkatannya. Adapun
untuk tiap masa, jumlah wali yang memiliki derajat
ini hanya satu orang saja. Beberapa orang wali
yang menduduki tingkatan Al Aqtab adalah Abu
Yazid Al Busthami, Ahmad Bin Harunar Rasyid
Assity, dll.
2. AL AIMMAH
Al Aimmah berasal dari kata tunggal "imam",yang
secara harfiah mempunyai mempunyai arti
pemimpin. Untuk setiap masa,yang menduduki
atau mencapai derajat ini hanya terdiri dari 2 orang
saja.
3. AL AUTAD
Al Autad berasal dari kata tunggal "watad" yg scra
harfiah memiliki arti pasak atau paku (pantèk-jawa).
Pada setiap masa, yang memperoleh derajat Al
Autad hanya terdiri dari empat orang saja.
4. AL ABDAL
Al Abdal berasal dari kata "badal" yang memiliki
makna menggantikan. Dalam setiap masa, yang
memperoleh tingkat atau derajat Al Abdal hanya
ada 7 orang saja. Oleh Alloh SWT, tiap wali Abdal
diberi tugas untk menjaga suatu wilayah dimuka
bumi.
Menurut keterangan, d muka bumi ini ada 7 daerah
yg masing-masing dijaga oleh seorang wali Abdal.
Dan jika suatu ketika sang wali Abdal ini
meninggalkan daerahnya, misalnya karena yang
bersangkutan meninggal dunia, maka, ia akan
digantikan oleh yang lain.
Dalam suatu kitab dikisahkan bhwa seorang yg
bernama Abdul Majid bin Salamah pernah
bertanya kepada seorang wali Abdal, yang
bernama Mu'az bin Asyrash mengenai amalan apa
yang dikerjakannya shngga dirinya dapat
mencapai derajat wali Abdal. Ketika itu Mu'az bin
Asyrash menjawab :
"Para wali Abdal mendapatkan derajat tersebut
dengan 4 kebiasaan, yaitu :
-Lapar,
-Beribadah dimalam hari,
-Diam,
-Mengasingkan diri (uzlah)."
5. AN NUQABA'
An Nuqaba' berasal dari kata tunggal "naqib" yang
secara harfiah memiliki arti kepala suatu kaum.
Dalam setiap masa, jumlah wali Nuqaba' hanya 12
orang saja. Oleh Alloh SWT, para wali ini diberi
kelebihan dapat mengetahui sedalam2nya tentang
hukum2 syari'at. Selain itu, mereka juga dibukakan
oleh Alloh SWT segala rahasia yang tersembunyi
didalam hati seseorang.
Kelebihan lain, misalnya, mereka mampu meramal
tentang watak atau nasib seseorang hanya dengan
melihat bekas telapak kakinya.
6.AN NUJABA'
An Nujaba' berasal dari kata tunggal "najib" yang
memiliki arti dan sekaligus makna bangsawan
yang mulia. Pada umumnya, wali Nujaba' selalu
disukai orang, dan dimana-mana selalu
mendapatkan banyak sambutan. Tetapi,
sebenarnya, sang wali itu sendiri tak pernah
merasa bahwa dirinya adalah seorang wali Alloh
SWT. Yang mengetahui bahwa ia adalah seorang
wali hanyalah wali yang lebih tinggi lagi derajatnya.
Pada setiap masa, jumlah mereka hanyalah
sebanyak 8 orang saja.
7. AL HAWARIYUN
Al Hawariyun berasal dari kata tunggal "hawariy"
yang memiliki arti penolong. Di setiap masa,
jumlah wali Hawariy hanya 1 orang saja. Jika
seorang wali Hawariy meninggal dunia, maka, ia
akan di gantikan oleh orang lain.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, hanya
sahabat Zubair Ibnul Awwam saja yg mendptkan
derajat sebagai wali Hawariy.
Sabda Rosululloh SAW :
"Setiap Nabi memiliki Hawariy, dan Hawariy ku
adalah Zubair Ibnul Awwam."
Adapun diantara kelebihan wali Hawariy ini adalah
pemberani dan pandai berhujjah.
8. AR RAJBIYUN
Ar Rajbiyun berasal dari kata tunggal "rajab" dan
wali Rajbiyun hanya ada pada bulan Rajab saja.
Tegasnya, keberadaan mereka mulai awal hingga
akhir bulan Rajab, dan setelah itu, mereka kembali
seperti semula. Pada setiap masa, jumlah mereka
hanya 40 orang saja.
SEMOGA RINGKASAN YANG JAUH DARI
SEMPURNA INI DAPAT MENAMBAH WAWASAN
KITA DIBIDANG PENGETAHUAN TENTANG
TASAWUF...
JIKA BNYAK KESALAHAN MOHON DIMAAFKAN
BAGI YANG MEMBACANYA...

UNTUK APA MANUSIA DI CIPTAKAN
Sebenarnya, Untuk apa manusia diciptakan?
Untuk apa seseorang memeluk agama Islam?
Sampai detik ini,coba kita renungkan 1 menit saja..menjawab pertanyaan di atas secara jujur. Kita dilahirkan,dibesarkan,menjadi dewasa,kemudian tua,untuk apa? Apakah sekedar makan,minum,tidur,mencari uang,menghabiskan uang,melampiaskan nafsu? Berulang terus setiap hari,menjadi minggu,menjadi bulan,menjadi tahun… Dan waktu kita habis hanya untuk mengulangi terus hal-hal diatas,sampai akhirnya jenuh,merasa capek,tidak tahu lagi apa sebenarnya yang dicari,mau kemana tujuan hidup sebenarnya..?
Padahal Al-Quran telah menjelaskan bahwa Allah menciptakan kita bukan hanya untuk ‘Mangan,Turu,Manak’ (makan,tidur,mempunyai anak) akan tetapi kita mengemban tugas khusus yaitu beribadah,mengabdi kepada Allah.
” Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adz-Dzaariyat 56)
Namun jaman sekarang ini yang dikatakan jaman modern,serba canggih,justru meletakkan manusia bukan pada tingkatan yang paling tinggi,malah mensejajarkan diri dengan makhluk ciptaan Allah yang lebih rendah tingkatannya. Bagaimana tidak.. Allah melebihkan akal pada manusia,tidak digunakan untuk berpikir siapa sejatinya dirinya? untuk apa ia ada? Akalnya hanya digunakan untuk mencapai bagaimana caranya supaya tetap survive,kebutuhan perut dan bawah perut terpenuhi,nafsu memiliki sesuatu tersalurkan,banyak berdusta,bersiasat,semua untuk dunia,dunia dan dunia. Lupa hakekat ia diciptakan.
” Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai..” (Adz-Dzaariyaat 10-11)
Marilah kita sama-sama mengoreksi diri sampai dimana kita melakukan tugas yang diberikan Allah pada kita. Menjadi Islam bukan hanya ktp,sholat asal-asal,puasa ikut-ikutan.. Kita punya tanggung jawab setiap sesuatu yang kita lakukan harus diniatkan semata-mata karena ingin beribadah pada Allah. Menjaga hati dan perbuatan,selamat dari penyakit hati dan menjaga perbuatan dari yang diharamkan Allah. Mengajak orang lain dalam kebaikan, mengingatkan orang lain jika bersalah,saling berpesan dalam kebenaran dan kesabaran.. Semua kewajiban kita sebagai muslim,tidak mudah,namun jika tidak pernah dimengerti,dilakukan,kapan kita akan sadar?
Mumpung masih ada waktu,Yuk.. yang merasa diri sebagai Islam,mesti komitmen terhadap akidah Islam dan konsisten menjalankan konsekwensi sebagai muslim. InsyaAllah akan mendapat ridhoNya. Amin..

CARA UNTUK MENJADI KEKASIH ALLAH

Bicara tentang kekasih, identik dengan berbicara tentang cinta. Sesuatu yang dicintai dan dikasihi, dimakhlumi sebagai kekasih. Nabiyullah Ibrahim mendapat julukan Khalilullah (Kekasih Allah), artinya beliau mendapatkan cinta dan kasih sayang-Nya. Cinta yang hakiki – murni – sejati adalah cinta pada Dia, Dzat Maha Suci yang secara realitas telah memberi segala yang kita rasakan sekarang. Cinta hakiki adalah cinta pada dzat yang mencintai kita.
Betapa tidak, hanya Dia lah yang memberikan segalanya pada kita. Tengok saja segala yang kita miliki, semuanya berasal dari Allah SWT. Semua yang kita gunakan adalah milik-Nya, lalu atas dasar kasih-Nya Dia mengijinkan kita untuk menggunakan semua itu. Hakekatnya, badan, tanah, rumah, kendaraan, kekayaan, jabatan dan segala hal yang kita gunakan bukanlah milik hakiki kita. Itu adalah milik Allah SWT yang atas cinta-Nya dibolehkan untuk kita gunakan sehingga menjadi ‘milik’ kita di dunia. Bukti konkret bahwa semua itu bukan milik hakiki kita, hanya ‘milik’ sementara saja, adalah ketika siapapun meninggal maka semua itu tidak dibawanya. Badan hancur lebur dimakan bakteri; tanah, rumah, kendaraan, dan kekayaan tidak ikut dikubur, semuanya diwariskan. Jabatan juga hanya tinggal sebutan. Satu-satunya jabatan yang melekat adalah : MAYAT.
Realitas menunjukkan tidak ada siapapun yang mencintai kita memberi segala yang kita punyai dan kita butuhkan selain Allah Pencipta kita. Kecintaan Allah SWT nampak begitu nyata. Bila demikian, maka sangat rasional bila saya, anda, dan siapapun ingin menjadi kekasih-Nya. Ingin menumpahkan cinta kita kepada-Nya. Kehendak menjadi kekasih Allah SWT dan mencurahkan kecintaan kepada-Nya sungguh merupakan keniscayaan bagi mereka yang menyadari sebagai hamba Allah Dzat Maha Pemberi.
***
Wujud Nyata
Wujud cinta tersebut umumnya teraplikasi setidaknya dalam tiga bentuk. Pertama, lebih mementingkan perintah kekasihnya dari pada perintah yang lain; kedua, lebih mementingkan pertemuan dengan kekasihnya dibanding dengan yang lain; dan ketiga, lebih mementingkan mendapat keridhaan kekasihnya dari pada mendapatkan keridhaan yang lainnya. Karenanya, untuk mengecek apakah kita sudah menjadikan Allah SWT sebagai kekasih sejati atau belum mestinya kita mengecek sudahkah kita selalu taat pada perintah-Nya? Sudahkah selalu ingin bertemu dengan-Nya dalam peribadatan? Sudahkah mengharapkan keridhaan hanya dari-Nya? Kepada hukum Allah ataukah hukum thaghut? Jika jawabannya belum, maka tidak salah bila saat ini nurani anda bergumam : “Hipokrit engkau wahai jiwaku!” Sekalipun demikian, sampai sekarang pun belum terlambat untuk menjadikan-Nya al-Mahbub (yang dicintai). Yakinlah, kita dapat menjadi kekasih-Nya hingga nama kita senantiasa disebut-sebut di kalangan para malaikat.
Satu hal yang penting dicatat, tidak mungkin Allah SWT menyayangi dan mengasihi kita dalam keridhaan-Nya bila kita sendiri tidak mencintai-Nya. Inilah kiat pertama yang mutlak dilakukan : “Jadikanlah Allah sebagai kekasih kita, niscaya kita akan menjadi kekasih-Nya.” Katakanlah : “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Begitu firman Allah SWT dalam surat Ali ‘Imran [3] ayat 31.
Seorang muslim, apalagi pengemban dakwah, sudah sepatutnyalah menjadikan cinta tertingginya untuk Allah SWT. Karena dia adalah penyebar ajaran-ajaran-Nya. Dengan demikian ia akan menjadi uswah dan qudwah bagi masyarakat obyek dakwahnya. Sulit dibayangkan seseorang mengajak orang lain untuk mencintai Allah SWT bila dia yang mengajaknya tidak menjadikan Allah SWT sebagai kekasihnya. Jadi, keimanan dan tanggung jawab ini akan mendorong setiap mukmin pengemban dakwah terus berusaha untuk mencintai sekaligus dicintai oleh Allah. Demikian pula muslim pada umumnya.
***
Langkah Menjadi Kekasih-Nya
Siapapun yang mentadabburi kalamullah, akan menemukan beberapa sifat yang harus dimiliki agar menjadi hamba yang dicintai Khaliqnya. Beberapa karakteristik tersebut diantaranya :
1. Beriman
Adanya iman pada seseorang, merupakan syarat mutlak bagi hamba yang berhasrat dicintai Allah. Tanpa ini, jangan harap ada cinta dari-Nya. Firman Allah SWT : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman (orang yang sempurna imannya) itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfaal [8] : 2).
Penampakan keimanan yang lainnya, ia senantiasa khusyu’ dalam shalatnya. Sebagaimana firman Allah SWT : “(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” (QS. Al-Mukminuun [23] : 2).
Saat melakukan shalat, pikirannya tertuju pada makna bacaan, lidahnya membaca dan hatinya menghayati apa yang dibacanya itu. Ia dapat khusyu’ seperti ini karena betul-betul meyakini akan pertemuannya dengan Allah dan ia pun yakin bahwa ia pasti akan kembali dan bertemu dengan-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT : “(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah [2] : 46).
Keimanan yang seperti ini akan juga membuahkan amal-amal yang menjauhkan diri dari perkataan yang tidak berguna. Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (QS. Al-Mukminuun [23] : 3).
Demikian pula ia mengeluarkan zakat, menjaga arji-nya dari berzina, selalu memegang teguh dan menyampaikan amanat, menepati janji, dan selalu menjaga sholatnya agar tidak terbengkalai. Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan orang-orang yang menunaikan zakat. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan sembahyangnya.” (QA. Al-Mukminun [23] : 4 – 9).
2. Bertaqwa
Allah SWT berfirman : “(Bukan demikian) sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuatnya) dan bertaqwa maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Ali Imron [3] :76).
Taqwa tidak melekat begitu saja pada seseorang. Ia lebih merupakan suatu hasil kerja terus menerus dengan amal Islami. Karenanya, taqwa perlu dibina, disuburkan dan diistiqamahkan. Kehidupan duniawi laksana seseorang yang mengendarai kuda. Bila lalai mengatur kendalinya, tak tahu kuda lari kemana dan kita bernasib bagaimana. Yang jelas kita akan tersesat dalam kondisi sesesat-sesatnya. Dalam hidup di dunia, taqwa itulah kendalinya.
Sayidina Utsman bin Affan ra pernah mengungkap lima hal penting sebagai wujud taqwa pada seseorang yaitu : “Suka bergaul dengan orang yang baik dalam agamanya serta dapat mengekang nafsu syahwat dan lisannya; bila ditimpah musibah keduniaan yang besar dia menganggapnya sebagai ujian; bila ditimpah urusan kecil mengenai keagamaan dia merasa untung karenanya; tidak menjejali perutnya walaupun dengan makanan yang halal karena takut tercampur dengan barang haram; dan pada pandangannya orang lain sudah berhasil membersihkan dirinya sedangkan dirinya merasa masih kotor.”
3. Berbuat Ihsan
Al Fadhil Ibn ‘Iyadh berkata : “Sesungguhnya sesuatu perbuatan apabila benar tetapi tidak ikhlas maka amal itu tidak diterima. Demikian pula apabila dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar (shawab) maka amal itupun tidak diterima, jadi harus ikhlas dan benar. Ikhlas artinya hanya karena Allah, dan benar artinya sesuai dengan sunnah Rasul Allah SAW.”
Dengan demikian dengan dua syarat tadi mudahlah mengukur amal kita, termasuk amal yang ihsan (baik) atau tidak.
Berkaitan dengan seruan berbuat baik, Allah SWT telah menegaskan dalam firman-Nya : “Dan belanjakanlah (harta bendamu) dijalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah [2] : 195).
“Menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imron [3] : 134).
Selain itu, disaat melakukan suatu perbuatan tujuannya harus betul-betul dalam rangka beribadah kepada Allah SWT; dengan seakan-akan kita melihat-Nya dan apabila kita tidak dapat melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihat kita. Inilah definisi ihsan dalam beribadah menurut Rasul SAW yang tercantum dalam sebuah hadist riwayat Imam Muslim. Apabila kita sudah bersikap seperti ini (ihsan) niscaya dalam setiap melakukan perbuatan akan selalu ikhlas dan benar.
Banyak sekali amal kebaikan yang dapat dilakukan, baik yang berhubungan dengan Allah seperti shalat, membaca Al-Qur’an, shaum, berhubungan dengan diri sendiri seperti berakhlakul karimah, berpakaian rapi, menjaga diri dari makanan haram, ataupun berhubungan dengan sesama manusia dalam bermuamalah dan uqubat.
Jangan sekali-kali menganggap remeh suatu amal kebaikan. Sekecil apapun lakukanlah perbuatan baik tersebut, tinggalkanlah perbuatan dosa. Ingat pula, jangan menunda-nunda amal! Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Umar berkata : “Jika engkau di waktu sore janganlah engkau menunggu pagi, dan jika engkau di waktu pagi janganlah engkau menunggu sore. Pergunakanlah sehatmu untuk beramal sebelum sakit, dan pergunakanlah hidupmu sebelum mati.”
Sementar itu, Khalifah Ali Karamaallahu Wajhah berpesan : “Jadilah kamu sebaik-baik manusia disisi Allah dan anggaplah kamu sejelek-jelek manusia menurut dirimu sendiri dan jadilah kamu orang yang berguna di Masyarakat.”
4. Selalu Sabar
Seperti halnya dalam kehidupan yang lain, dalam medan dakwah pun tidak luput dari tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan. Semua itu pada hakekatnya merupakan ujian. Maka sabar merupakan pakaian para pengemban dakwah dimana pun berada dan kondisi apapun yang tengah dihadapinya. Sabar tidaklah harus berarti berdiam diri melainkan harus berusaha juga sekuat tenaga untuk menghadapinya. Mereka yang tidak sabar termasuk orang yang merugi, ia akan cepat frustasi, marah-marah, stress, bahkan bisa jadi menyalahkan Allah SWT. Na’udzu billahi min dzalik. Sabar bukanlah paket yang disediakan secara Inheren dalam penciptaan manusia. Sabar hanya akan ada pada mereka yang mengupayakannya. Anda dapat sabar ataukah tidak, terserah pilihan anda. Begitu pula saya atau dia. Bagi kita yang hendak menanam kesabaran diri ada beberapa pengalaman yang dapat dijadikan cermin untuk meraihnya upaya tersebut antara lain :
Pertama, pahamilah bahwa hidup ini adalah ujian. Sesungguhnya Allah SWT menciptakan hidup dan mati itu merupakan ujian bagi seluruh hamba-Nya (QS. Al-Muluk : 2). Berbagai bentuk ujian akan senantiasa mengiringi kehidupan seorang muslim. Apakah itu berupa ketakutan, rasa lapar, dan kekurangan harta (QS. Al-Baqarah : 155). Namun ada juga berupa perkara yang baik-baik (QS. Al-Anfal : 17). Ujian akan berakhir dengan tibanya ajal. Siapa yang siap hidup harus siap menghadapi ujian.
Kedua, sadarilah bahwa seluruh ujian yang ada, sekaligus sebagai pengecek kekuatan iman seseorang (QS. Al-Ankabut : 2). Semakin kuat keimanan seseorang maka semakin banyak dan berat juga ujian hidup yang akan dialaminya. Justru, bagi seorang muslim yang mengaku beriman tetapi belum pernah diuji, mestinya bertanya pada dirinya sudah sejauh manakah kadar keimanannya.
Ketiga, sabar itu merupakan salah satu tanda keberhasilan (QS. Ali-Imran : 200). Betapa banyak kaum terdahulu yang terbinasa karena ketidak sabarannya. Orang yang tidak sabar akan suatu perkara sebenarnya telah kehilangan kesempatan untuk mengungguli perkara tersebut.
Keempat, sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang sabar (QS. Ali-Imran : 146). Memang kesabaran bukanlah perkara yang mudah. Sebab, kesabaran memerlukan ketulusan dan kesungguhan tingkat tinggi. Agar berhasil memilikinya, biasakanlah dan perbanyaklah do’a : Artinya “Ya Rabb kami, curahkanlah kesabaran kepada kami, dan matikanlah kami dalam keadaan muslim.” (QS. Al-A’raf : 222).
5. Tawakkal
Satu ciri lain orang yang dicintai Allah SWT adalah orang yang tawakkal. Kaum mukminin di perintahkan untuk menyerahkan segala urusannya (tawakkal) hanya kepada Allah SWT (QS. Ali-Imran : 122; QS. Al-Maidah : 11). Sebelum melakukan segala sesuatu, kita harus menyerahkan segala macam urusan kita kepada Allah SWT. Jadi bukan berusaha lalu bertawakkal kepada Allah SWT dalam setiap urusan jauh-jauh sebelumnya baru berusaha menghadapi sekuat tenaga.
6. Mencintai Allah SWT
Agar kita dicintai Allah SWT, kita harus mencintai-Nya. Wujud cinta kepada Allah adalah cinta kepada sesama muslim dan keras kepada orang kafir (bukan sebaliknya), siap berjihad, dan tidak takut terhadap selaan orang yang mencela. Demikian disebutkan dalam surat Al-Maidah ayat 54. Mencintai Allah SWT dilakukan dengan cara mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW dalam segala peri kehidupannya (QS. Ali-Imran : 31). Lembut terhadap sesama muslim dilakukan dengan cara mencintai mereka sebagaimana mencintai diri kita sendiri, tidak menyakitinya, tidak mendzaliminya, tidak mengganggu hartanya dan memelihara kehormatannya, sedangkan keras terhadap orang kafir, terutama dalam hal-hal yang menyangkut hukum Islam. Tidak ada toleransi dalam beragama, yang ada kerukunan antar umat umat beragama dibawah nauangan kehidupan Islam, dimana Islamlah yang berkuasa dibumi ini.
Adapun jihad merupakan perang untuk meninggikan kalimat Allah SWT. Seorang pengemban dakwah harus merelakan dirinya untuk mati fi sabilillah karena diri orang mukmin telah dibeli oleh Allah SWT (QS. At-Taubah : 111). Demikian pula sang istri harus ridha melepas suami dan anak-anaknya kemedan pertempuran demi tegaknya dinul Islam saat kaum imperalis menggunakan senjata untuk memporakporandakan Islam, umat dan negeri-negerinya. Selain itu, Pengemban dakwah harus tahan terhadap celaan yang dilontarkan kepadanya karena celaan itu sebenarnya muncul dari orang-orang yang tidak suka kepada Islam.
7. Bertaubat, Membersihkan Diri dan Jiwa
Taubat harus menjadikan kebiasaan sehari-hari (QS. At-Taubah : 112). Suatu kebahagiaan bila kita terbiasa taubat seperti terbiasanya sarapan. Taubat pun bukan hanya sesaat melainkan harus dilakukan dengan benar-benar sehingga menjadi taubatan nasuha (QS. At-Tahrim : 8). Setidaknya, agar terwujud taubatan nasuha, seorang Muslim harus menyesali perbuatan dosanya, memohon ampunan kepada Allah SWT dan berniat sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya. Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali, dalam Minhajul ‘Abidin menjelaskan bahwa pembersihan dosa seseorang, tergantung kepada jenis dosa tersebut.
Pertama, bila kesalahan tersebut karena kelalaian atas kewajiban dari Allah SWT, maka ia harus beristighfar dan berusaha mengqada segala kelalaiannya itu. Kedua, bila dosa itu terhadap sesama manusia, maka ia harus berusaha sekuat tenaga untuk meminta kemanfaatan dan keridhaan orang tersebut. Ketiga, bila dosa tersebut karena kedzaliman diri sendiri (tidak berhubungan dengan orang lain) maka ia harus memperbanyak amal shalih agar kelak, amalan buruknya akan terkalahkan banyaknya oleh amal shalehnya.
Rasulullah yang ma’sum, tidak kurang dari tujuh puluh kali sehari bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT. Bagaimana dengan kita yang penuh dosa dan tidak dilindungi dari kesalahan?
***
Renungan
Itulah beberapa hal yang dapat membimbing kita untuk menjadi kekasih Allah SWT. Siapapun yang telah mencurahkan cintanya kepada Allah SWT dan berhasil menjadi kekasih-Nya, niscaya hasilnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Ini adalah janji Allah SWT yang disampaikan oleh Nabi SAW.
Suatu waktu Rasulullah SAW bersabda bahwasannya Allah Ta’ala berfirman : “Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku maka aku menyatakan perang kepadanya. Sesuatu yang paling kusukai dari apa yang dikerjakan oleh hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah bila ia mengerjakan oleh apa yang telah Kuwajibkan kepadanya. Seseorang itu akan senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan mengerjakan kesunatan-kesunatan sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya maka Aku merupakan pendengaran yang ia pergunakan untuk mendengarnya, Aku merupakan penglihatan yang ia pergunakan untuk melihatnya, Aku merupakan tangan yang ia pergunakan untuk menyerangnya, dan Aku merupakan kaki yang ia pergunakan untuk berjalan. Seandainya ia bermohon kepada-Ku pasti Aku akan mengabulkannya dan seandainya ia berlindung diri kepada-ku paasti aku akan melindunginya.” (HR. Bkuhari)
Semoga kita diberi kemudahan untuk menjadi kekasih Allah Pencipta Alam.
CARA UNTUK MENJADI KEKASIH ALLAH
Bicara tentang kekasih, identik dengan berbicara tentang cinta. Sesuatu yang dicintai dan dikasihi, dimakhlumi sebagai kekasih. Nabiyullah Ibrahim mendapat julukan Khalilullah (Kekasih Allah), artinya beliau mendapatkan cinta dan kasih sayang-Nya. Cinta yang hakiki – murni – sejati adalah cinta pada Dia, Dzat Maha Suci yang secara realitas telah memberi segala yang kita rasakan sekarang. Cinta hakiki adalah cinta pada dzat yang mencintai kita.
Betapa tidak, hanya Dia lah yang memberikan segalanya pada kita. Tengok saja segala yang kita miliki, semuanya berasal dari Allah SWT. Semua yang kita gunakan adalah milik-Nya, lalu atas dasar kasih-Nya Dia mengijinkan kita untuk menggunakan semua itu. Hakekatnya, badan, tanah, rumah, kendaraan, kekayaan, jabatan dan segala hal yang kita gunakan bukanlah milik hakiki kita. Itu adalah milik Allah SWT yang atas cinta-Nya dibolehkan untuk kita gunakan sehingga menjadi ‘milik’ kita di dunia. Bukti konkret bahwa semua itu bukan milik hakiki kita, hanya ‘milik’ sementara saja, adalah ketika siapapun meninggal maka semua itu tidak dibawanya. Badan hancur lebur dimakan bakteri; tanah, rumah, kendaraan, dan kekayaan tidak ikut dikubur, semuanya diwariskan. Jabatan juga hanya tinggal sebutan. Satu-satunya jabatan yang melekat adalah : MAYAT.
Realitas menunjukkan tidak ada siapapun yang mencintai kita memberi segala yang kita punyai dan kita butuhkan selain Allah Pencipta kita. Kecintaan Allah SWT nampak begitu nyata. Bila demikian, maka sangat rasional bila saya, anda, dan siapapun ingin menjadi kekasih-Nya. Ingin menumpahkan cinta kita kepada-Nya. Kehendak menjadi kekasih Allah SWT dan mencurahkan kecintaan kepada-Nya sungguh merupakan keniscayaan bagi mereka yang menyadari sebagai hamba Allah Dzat Maha Pemberi.
***
Wujud Nyata
Wujud cinta tersebut umumnya teraplikasi setidaknya dalam tiga bentuk. Pertama, lebih mementingkan perintah kekasihnya dari pada perintah yang lain; kedua, lebih mementingkan pertemuan dengan kekasihnya dibanding dengan yang lain; dan ketiga, lebih mementingkan mendapat keridhaan kekasihnya dari pada mendapatkan keridhaan yang lainnya. Karenanya, untuk mengecek apakah kita sudah menjadikan Allah SWT sebagai kekasih sejati atau belum mestinya kita mengecek sudahkah kita selalu taat pada perintah-Nya? Sudahkah selalu ingin bertemu dengan-Nya dalam peribadatan? Sudahkah mengharapkan keridhaan hanya dari-Nya? Kepada hukum Allah ataukah hukum thaghut? Jika jawabannya belum, maka tidak salah bila saat ini nurani anda bergumam : “Hipokrit engkau wahai jiwaku!” Sekalipun demikian, sampai sekarang pun belum terlambat untuk menjadikan-Nya al-Mahbub (yang dicintai). Yakinlah, kita dapat menjadi kekasih-Nya hingga nama kita senantiasa disebut-sebut di kalangan para malaikat.
Satu hal yang penting dicatat, tidak mungkin Allah SWT menyayangi dan mengasihi kita dalam keridhaan-Nya bila kita sendiri tidak mencintai-Nya. Inilah kiat pertama yang mutlak dilakukan : “Jadikanlah Allah sebagai kekasih kita, niscaya kita akan menjadi kekasih-Nya.” Katakanlah : “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Begitu firman Allah SWT dalam surat Ali ‘Imran [3] ayat 31.
Seorang muslim, apalagi pengemban dakwah, sudah sepatutnyalah menjadikan cinta tertingginya untuk Allah SWT. Karena dia adalah penyebar ajaran-ajaran-Nya. Dengan demikian ia akan menjadi uswah dan qudwah bagi masyarakat obyek dakwahnya. Sulit dibayangkan seseorang mengajak orang lain untuk mencintai Allah SWT bila dia yang mengajaknya tidak menjadikan Allah SWT sebagai kekasihnya. Jadi, keimanan dan tanggung jawab ini akan mendorong setiap mukmin pengemban dakwah terus berusaha untuk mencintai sekaligus dicintai oleh Allah. Demikian pula muslim pada umumnya.
***
Langkah Menjadi Kekasih-Nya
Siapapun yang mentadabburi kalamullah, akan menemukan beberapa sifat yang harus dimiliki agar menjadi hamba yang dicintai Khaliqnya. Beberapa karakteristik tersebut diantaranya :
1. Beriman
Adanya iman pada seseorang, merupakan syarat mutlak bagi hamba yang berhasrat dicintai Allah. Tanpa ini, jangan harap ada cinta dari-Nya. Firman Allah SWT : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman (orang yang sempurna imannya) itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfaal [8] : 2).
Penampakan keimanan yang lainnya, ia senantiasa khusyu’ dalam shalatnya. Sebagaimana firman Allah SWT : “(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” (QS. Al-Mukminuun [23] : 2).
Saat melakukan shalat, pikirannya tertuju pada makna bacaan, lidahnya membaca dan hatinya menghayati apa yang dibacanya itu. Ia dapat khusyu’ seperti ini karena betul-betul meyakini akan pertemuannya dengan Allah dan ia pun yakin bahwa ia pasti akan kembali dan bertemu dengan-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT : “(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah [2] : 46).
Keimanan yang seperti ini akan juga membuahkan amal-amal yang menjauhkan diri dari perkataan yang tidak berguna. Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (QS. Al-Mukminuun [23] : 3).
Demikian pula ia mengeluarkan zakat, menjaga arji-nya dari berzina, selalu memegang teguh dan menyampaikan amanat, menepati janji, dan selalu menjaga sholatnya agar tidak terbengkalai. Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan orang-orang yang menunaikan zakat. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan sembahyangnya.” (QA. Al-Mukminun [23] : 4 – 9).
2. Bertaqwa
Allah SWT berfirman : “(Bukan demikian) sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuatnya) dan bertaqwa maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Ali Imron [3] :76).
Taqwa tidak melekat begitu saja pada seseorang. Ia lebih merupakan suatu hasil kerja terus menerus dengan amal Islami. Karenanya, taqwa perlu dibina, disuburkan dan diistiqamahkan. Kehidupan duniawi laksana seseorang yang mengendarai kuda. Bila lalai mengatur kendalinya, tak tahu kuda lari kemana dan kita bernasib bagaimana. Yang jelas kita akan tersesat dalam kondisi sesesat-sesatnya. Dalam hidup di dunia, taqwa itulah kendalinya.
Sayidina Utsman bin Affan ra pernah mengungkap lima hal penting sebagai wujud taqwa pada seseorang yaitu : “Suka bergaul dengan orang yang baik dalam agamanya serta dapat mengekang nafsu syahwat dan lisannya; bila ditimpah musibah keduniaan yang besar dia menganggapnya sebagai ujian; bila ditimpah urusan kecil mengenai keagamaan dia merasa untung karenanya; tidak menjejali perutnya walaupun dengan makanan yang halal karena takut tercampur dengan barang haram; dan pada pandangannya orang lain sudah berhasil membersihkan dirinya sedangkan dirinya merasa masih kotor.”
3. Berbuat Ihsan
Al Fadhil Ibn ‘Iyadh berkata : “Sesungguhnya sesuatu perbuatan apabila benar tetapi tidak ikhlas maka amal itu tidak diterima. Demikian pula apabila dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar (shawab) maka amal itupun tidak diterima, jadi harus ikhlas dan benar. Ikhlas artinya hanya karena Allah, dan benar artinya sesuai dengan sunnah Rasul Allah SAW.”
Dengan demikian dengan dua syarat tadi mudahlah mengukur amal kita, termasuk amal yang ihsan (baik) atau tidak.
Berkaitan dengan seruan berbuat baik, Allah SWT telah menegaskan dalam firman-Nya : “Dan belanjakanlah (harta bendamu) dijalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah [2] : 195).
“Menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imron [3] : 134).
Selain itu, disaat melakukan suatu perbuatan tujuannya harus betul-betul dalam rangka beribadah kepada Allah SWT; dengan seakan-akan kita melihat-Nya dan apabila kita tidak dapat melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihat kita. Inilah definisi ihsan dalam beribadah menurut Rasul SAW yang tercantum dalam sebuah hadist riwayat Imam Muslim. Apabila kita sudah bersikap seperti ini (ihsan) niscaya dalam setiap melakukan perbuatan akan selalu ikhlas dan benar.
Banyak sekali amal kebaikan yang dapat dilakukan, baik yang berhubungan dengan Allah seperti shalat, membaca Al-Qur’an, shaum, berhubungan dengan diri sendiri seperti berakhlakul karimah, berpakaian rapi, menjaga diri dari makanan haram, ataupun berhubungan dengan sesama manusia dalam bermuamalah dan uqubat.
Jangan sekali-kali menganggap remeh suatu amal kebaikan. Sekecil apapun lakukanlah perbuatan baik tersebut, tinggalkanlah perbuatan dosa. Ingat pula, jangan menunda-nunda amal! Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Umar berkata : “Jika engkau di waktu sore janganlah engkau menunggu pagi, dan jika engkau di waktu pagi janganlah engkau menunggu sore. Pergunakanlah sehatmu untuk beramal sebelum sakit, dan pergunakanlah hidupmu sebelum mati.”
Sementar itu, Khalifah Ali Karamaallahu Wajhah berpesan : “Jadilah kamu sebaik-baik manusia disisi Allah dan anggaplah kamu sejelek-jelek manusia menurut dirimu sendiri dan jadilah kamu orang yang berguna di Masyarakat.”
4. Selalu Sabar
Seperti halnya dalam kehidupan yang lain, dalam medan dakwah pun tidak luput dari tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan. Semua itu pada hakekatnya merupakan ujian. Maka sabar merupakan pakaian para pengemban dakwah dimana pun berada dan kondisi apapun yang tengah dihadapinya. Sabar tidaklah harus berarti berdiam diri melainkan harus berusaha juga sekuat tenaga untuk menghadapinya. Mereka yang tidak sabar termasuk orang yang merugi, ia akan cepat frustasi, marah-marah, stress, bahkan bisa jadi menyalahkan Allah SWT. Na’udzu billahi min dzalik. Sabar bukanlah paket yang disediakan secara Inheren dalam penciptaan manusia. Sabar hanya akan ada pada mereka yang mengupayakannya. Anda dapat sabar ataukah tidak, terserah pilihan anda. Begitu pula saya atau dia. Bagi kita yang hendak menanam kesabaran diri ada beberapa pengalaman yang dapat dijadikan cermin untuk meraihnya upaya tersebut antara lain :
Pertama, pahamilah bahwa hidup ini adalah ujian. Sesungguhnya Allah SWT menciptakan hidup dan mati itu merupakan ujian bagi seluruh hamba-Nya (QS. Al-Muluk : 2). Berbagai bentuk ujian akan senantiasa mengiringi kehidupan seorang muslim. Apakah itu berupa ketakutan, rasa lapar, dan kekurangan harta (QS. Al-Baqarah : 155). Namun ada juga berupa perkara yang baik-baik (QS. Al-Anfal : 17). Ujian akan berakhir dengan tibanya ajal. Siapa yang siap hidup harus siap menghadapi ujian.
Kedua, sadarilah bahwa seluruh ujian yang ada, sekaligus sebagai pengecek kekuatan iman seseorang (QS. Al-Ankabut : 2). Semakin kuat keimanan seseorang maka semakin banyak dan berat juga ujian hidup yang akan dialaminya. Justru, bagi seorang muslim yang mengaku beriman tetapi belum pernah diuji, mestinya bertanya pada dirinya sudah sejauh manakah kadar keimanannya.
Ketiga, sabar itu merupakan salah satu tanda keberhasilan (QS. Ali-Imran : 200). Betapa banyak kaum terdahulu yang terbinasa karena ketidak sabarannya. Orang yang tidak sabar akan suatu perkara sebenarnya telah kehilangan kesempatan untuk mengungguli perkara tersebut.
Keempat, sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang sabar (QS. Ali-Imran : 146). Memang kesabaran bukanlah perkara yang mudah. Sebab, kesabaran memerlukan ketulusan dan kesungguhan tingkat tinggi. Agar berhasil memilikinya, biasakanlah dan perbanyaklah do’a : Artinya “Ya Rabb kami, curahkanlah kesabaran kepada kami, dan matikanlah kami dalam keadaan muslim.” (QS. Al-A’raf : 222).
5. Tawakkal
Satu ciri lain orang yang dicintai Allah SWT adalah orang yang tawakkal. Kaum mukminin di perintahkan untuk menyerahkan segala urusannya (tawakkal) hanya kepada Allah SWT (QS. Ali-Imran : 122; QS. Al-Maidah : 11). Sebelum melakukan segala sesuatu, kita harus menyerahkan segala macam urusan kita kepada Allah SWT. Jadi bukan berusaha lalu bertawakkal kepada Allah SWT dalam setiap urusan jauh-jauh sebelumnya baru berusaha menghadapi sekuat tenaga.
6. Mencintai Allah SWT
Agar kita dicintai Allah SWT, kita harus mencintai-Nya. Wujud cinta kepada Allah adalah cinta kepada sesama muslim dan keras kepada orang kafir (bukan sebaliknya), siap berjihad, dan tidak takut terhadap selaan orang yang mencela. Demikian disebutkan dalam surat Al-Maidah ayat 54. Mencintai Allah SWT dilakukan dengan cara mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW dalam segala peri kehidupannya (QS. Ali-Imran : 31). Lembut terhadap sesama muslim dilakukan dengan cara mencintai mereka sebagaimana mencintai diri kita sendiri, tidak menyakitinya, tidak mendzaliminya, tidak mengganggu hartanya dan memelihara kehormatannya, sedangkan keras terhadap orang kafir, terutama dalam hal-hal yang menyangkut hukum Islam. Tidak ada toleransi dalam beragama, yang ada kerukunan antar umat umat beragama dibawah nauangan kehidupan Islam, dimana Islamlah yang berkuasa dibumi ini.
Adapun jihad merupakan perang untuk meninggikan kalimat Allah SWT. Seorang pengemban dakwah harus merelakan dirinya untuk mati fi sabilillah karena diri orang mukmin telah dibeli oleh Allah SWT (QS. At-Taubah : 111). Demikian pula sang istri harus ridha melepas suami dan anak-anaknya kemedan pertempuran demi tegaknya dinul Islam saat kaum imperalis menggunakan senjata untuk memporakporandakan Islam, umat dan negeri-negerinya. Selain itu, Pengemban dakwah harus tahan terhadap celaan yang dilontarkan kepadanya karena celaan itu sebenarnya muncul dari orang-orang yang tidak suka kepada Islam.
7. Bertaubat, Membersihkan Diri dan Jiwa
Taubat harus menjadikan kebiasaan sehari-hari (QS. At-Taubah : 112). Suatu kebahagiaan bila kita terbiasa taubat seperti terbiasanya sarapan. Taubat pun bukan hanya sesaat melainkan harus dilakukan dengan benar-benar sehingga menjadi taubatan nasuha (QS. At-Tahrim : 8). Setidaknya, agar terwujud taubatan nasuha, seorang Muslim harus menyesali perbuatan dosanya, memohon ampunan kepada Allah SWT dan berniat sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya. Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali, dalam Minhajul ‘Abidin menjelaskan bahwa pembersihan dosa seseorang, tergantung kepada jenis dosa tersebut.
Pertama, bila kesalahan tersebut karena kelalaian atas kewajiban dari Allah SWT, maka ia harus beristighfar dan berusaha mengqada segala kelalaiannya itu. Kedua, bila dosa itu terhadap sesama manusia, maka ia harus berusaha sekuat tenaga untuk meminta kemanfaatan dan keridhaan orang tersebut. Ketiga, bila dosa tersebut karena kedzaliman diri sendiri (tidak berhubungan dengan orang lain) maka ia harus memperbanyak amal shalih agar kelak, amalan buruknya akan terkalahkan banyaknya oleh amal shalehnya.
Rasulullah yang ma’sum, tidak kurang dari tujuh puluh kali sehari bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT. Bagaimana dengan kita yang penuh dosa dan tidak dilindungi dari kesalahan?
***
Renungan
Itulah beberapa hal yang dapat membimbing kita untuk menjadi kekasih Allah SWT. Siapapun yang telah mencurahkan cintanya kepada Allah SWT dan berhasil menjadi kekasih-Nya, niscaya hasilnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Ini adalah janji Allah SWT yang disampaikan oleh Nabi SAW.
Suatu waktu Rasulullah SAW bersabda bahwasannya Allah Ta’ala berfirman : “Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku maka aku menyatakan perang kepadanya. Sesuatu yang paling kusukai dari apa yang dikerjakan oleh hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah bila ia mengerjakan oleh apa yang telah Kuwajibkan kepadanya. Seseorang itu akan senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan mengerjakan kesunatan-kesunatan sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya maka Aku merupakan pendengaran yang ia pergunakan untuk mendengarnya, Aku merupakan penglihatan yang ia pergunakan untuk melihatnya, Aku merupakan tangan yang ia pergunakan untuk menyerangnya, dan Aku merupakan kaki yang ia pergunakan untuk berjalan. Seandainya ia bermohon kepada-Ku pasti Aku akan mengabulkannya dan seandainya ia berlindung diri kepada-ku paasti aku akan melindunginya.” (HR. Bkuhari)
Semoga kita diberi kemudahan untuk menjadi kekasih Allah Pencipta Alam.

Kamis, 16 Juni 2011

Sholat

shalatmu) dengan khusyuk" (Al-Baqarah [2]: 238), dan Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya di dalam shalat terdapat kesibukan-kesibukan" (Muttafaq alaih). Bagi orang yang sedang melaksanakan shalat dilarang makan, minum, menoleh dan bergerak-gerak. Berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain yang kadang-kadang mewajibkan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu tanpa melarang perbuatan yang lain. Orang yang berpuasa misalnya, mereka masih dapat berbicara dan bergerak, atau orang yang berjihad, mereka masih dapat bergerak-gerak dan berbicara, dan begitu pula orang yang melaksanakan haji, mereka masih dapat makan dan minum. Sementara di dalam shalat terdapat semua warna dan corakibadah yang mencakup hati, akal, tubuh, dan lisan. Adapun yang mencakup lisan seperti; dua kalimat syahadat, takbir, ta'auz, basmalah, bacaan Al-Qur'an, tasbih, tahmid, istighfar serta permohonan (doa). Adapun yang berkaitan dengan perbuatan diantaranya; berdiri, rukuk, sujud, i'tidal, turun, naik, dan duduk. Adapun yang berkaitan dengan akal diantaranya; tafakkur, tadabbur, tafahhum serta tafaqquh, dan yang berkaitan dengan hati diantaranya; khusyuk, riqqah (tenang), khauf (takut), tham'u (tamak), iltizaz (kenikmatan), dhara'ah (rendah diri), dan buka'u (tangis). Ibnu Qayyim Al-Jauziah - semoga Allah merahmati beliau -, berkata, "Dan ketika shalat itu mencakup setiap bacaan, dzikir dan do'a, yaitu menghimpun
seluruh bagian-bagian ibadah dalam bentuk yang paling sempurna, sungguh ia lebih
baik dibanding semua bentuk bacaan, dzikir dan doa yang dilakukan secara
perorangan, karena shalat mencakup semua bentuk ibadah yang diaplikasikan oleh
semua anggota tubuh".
5. Shalat Merupakan Perintah Allah Perintah Allah SWT. harus senantiasa dipatuhi dan segera dikerjakan. Allah SWT berfirman: "Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus" (Al-Bayyinah [98]: 5).
Dan Allah yang Maha Tinggi berfirman: "Katakanlah kepada hamba- hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat,"(Ibrâhîm [14]: 37), dan firman-Nya: "Dan dirikanlah shalat" (Al-Baqarah [2]: 43), dan firman-Nya: "Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa (shalat yang di tengah-tengah dan yang paling utama). Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk." (Al-Baqarah [2]: 238). Diriwatkan dari Harits Al-Asy'ary ra. dari Rasulullah saw.
bahwasanya Yahya as. mengumpulkan Bani Israil dan berkata kepada
mereka: "Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku lima kata agar aku
menunaikannya, dan aku perintahkan pada kalian agar supaya mengerjakannya" (Hadits) yaitu; "bahwasanya Allah SWT. memerintahkan pada kalian untuk mendirikan shalat, dan jika kalianshalat maka janganlah kalian berpaling (bergerak
gerak), karena sesungguhnya Allah SWT. menghadapkan wajah-Nya pada wajah
hamba-Nya yang sedang melaksanakan shalat dan tidak berpaling (bergerak gerak)"
(Hadits Shahih). Dan Allah SWT. berfirman: "Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan tidak (pula) bagi wanita mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (Al-Ahzâb [33]: 36). Dengan demikian, shalat merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah saw. bersabda: "Dan sungguh kehinaan dan kerendahan itu dijadikan bagi siapa saja yang menyalahi perintahku" (Hadits Shahih). 6. Shalat; Wasiat Terakhir Rasulullah Saat-saat menjelang meninggalnya Rasullah saw. beliau tidak memiliki
banyak waktu untuk menyampaikan banyak wasiat, namun ketika beliau
merasa semakin dekat dengan sakaratul maut, dengan sangat lembut beliau
menyampaikan wasiatnya; diriwayatkan dari Imam Ali ra., beliau berkata:
"Bahwasanya perkataan terakhir rasululllah saw. adalah; "shalat, shalat, dan bertaqwalah kepada Allah atas apa yang engkau miliki" (Hadits Shahih).
Dan diriwayatkan dari Anas bin Malik ra., beliau berkata: "Sesungguhnya wasiat terakhir Rasulullah saw. dimana beliau berusaha
menggerakkan lidahnya adalah "shalat, shalat, dan bertaqwalah pada Allah atas apa
yang engkau miliki" (Hadits Shahih).
7. Shalat adalah Cermin Perbuatan dan Keagungan Agama dalam Hati Seorang Mukmin Shalat merupakan tolak ukur amal perbuatan seseorang, dengannya,
manusia dapat mengetahui kadar imannya, seperti halnya seorang dokter
yang dapat mengukur panas badan orang sakit dengan alat pengukur panas.
Diriwayatkan dari Anas ra., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: "Hal pertama yang akan dihisab pada diri seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat, jika shalatnya bagus maka baguslah semua amalannya, dan jika shalatnya rusak maka rusaklah seluruh amalannya" (Hadits shahih). (Dan manusia memperoleh kemuliaan lewat shalat sebelum mereka
memperoleh kemuliaan pada hal lain, –lewat ilmu atau kecerdasan- dan
itulah ukuran yang benar. Dengan ukuran tersebut, agama dan kedudukan
seseorang ditentukan dalam Islam. Dan mereka yang telah diabadikan oleh
sejarah, yang senantiasa diagung-agungkan sepanjang masa, dan menjadi
buah bibir setiap orang bukan karena kecerdasaan mereka, tapi penghargaan
tersebut mereka peroleh karena keberhasilan mereka dalam shalat hingga
mampu mengungguli orang-orang sezamannya serta mampu mencapai
derajat "ihsan" dan memperoleh kedudukan yang mulia).
Di sisi lain, karena setiap mereka yang menganggap remeh shalat,
maka berarti mereka juga meremehkan Islam. Karena pada dasarnya,
kredibiltas seseorang dalam Islam tergantung pada sejauh mana nilai
shalatnya.
Jika engkau ingin mengetahui sejauh mana ukuran cintamu terhadap Islam, maka periksalah kecintaanmu pada shalat, karena sesungguhnya nilai Islam di hatimu terngatung pada nilai shalatmu, dan jika engkau ingin

mengukur iman seorang hamba, maka perhatikanlah sejauh mana ia memuliakan shalat. Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang ingin mengetahui apa yang ia miliki disisi Allah, maka lihatlah milik Allah yang ada padanya" (Hadits Hasan). Dan dari Hasan, beliau berkata: "Wahai anak cucu Adam, kemuliaan apa yang kamu miliki dalam agamamu jika shalatmu menghinakanmu!?"
ini!". Kemudian Sultan mengisyaratkan untuk menghancurkan kedai tersebut. Dan aku kemudian bertanya kepada Syekh ketika beliau pulang, dan berita tersebut telah tersebar, "wahai Tuanku, apa yang terjadi?" Beliau menjawab: "wahai anakku, aku melihatnya dalam kebesaran itu, dan aku ingin mengingatkannya agar supaya tidak sombong dan meyakiti dirinya sendiri",lalu aku berkata: "wahai Tuanku! Apa kelemahannya? Beliau menjawab:"waha i anakku, demi Allah aku menghadirkan keagungan Allah dan sultan berlutut di hadapanku seperti seekor kucing". Sejarah dakwah dan keteguhan hati, iman dan akidah senantiasa hidup, terlahir kembali di setiap masa dan liku-liku perjalanan. Syekh Muhammad bin Mubarak al-Karmany, seorang pengarang India menceritakan sebuah kisah teladan; "Sultan Muhammad Tugluk meminta Syekh Qatbuddin al-Munawwar datang ke Delhi untuk dimintai keterangan atas tidak hadirnya beliau untuk memberi penghormatan kepada Raja. Dan ketika ia datang ke (Balath) dan masuk ke dalam kantor, ia melihat para pemimpin, menteri dan hakim serta para pengawal (Balath) berdiri terpaku, lengkap dengan senjata di tempat yang membuat hati terhenyak. Beliau datang bersama anaknya, Nuruddin. Ia masih muda dan belum pernah berkunjung ke (Balath) Raja seumur hidupnya, ia ketakutan melihat pemandangan tersebut. Syekh Qatbuddin kemudian memanggil anaknya dengan suara tinggi: "wahai anakku, kebesaran hanya milik Allah!, Nuruddin berkata: "Aku merasakan kekuatan aneh dalam diriku setelah mendengar panggilan ini, rasa takutku pun hilang dan mereka nampak seperti sepotong domba atau kambing". Dalam melaksanakan shalat, seseorang harus menunaikannya dengan perlahan-lahan, dimulai dengan berdiri lalu rukuk kemudian sujud, yaitu dalam keadaan tenang. Tidak langsung sujud setelah rukuk, tapi berhenti sejenak lalu sujud dengan tenang agar ia benar-benar merasakan khusyuk dalam jiwa, serta kerendahan dalam hati. Begitu pula, ungkapan pengagungan diucapkan dengan perlahan- lahan. Dalam rukuknya ia mengucapkan: "subhana rabbial adzim", dan dalam
sujud, ia mengucapkan: "subhana rabbial a'la" dan ketika ia telah mencapai ketenangan dan kerendahan hati, serta meletakkan anggota tubuh paling mulia – wajah - di atas sesuatu yang paling rendah, - yaitu tanah tempat berpijaknya telapak kaki yang merupakan perumpamaan paling rendah dan hina -,ia mengucapkan kata paling mulia yang mengungkap keagungan dan kekuasaan Allah; "subhana rabbial a'la". Saat itu, keindahan lingkungan dan tempat menyatu dengan keindahan penjelasan dan pernyataan. Dan di antara dua sujud diselingi dengan duduk sejenak untuk kemudian memulai sujud kembali agar supaya kita tersadar dari kelalaian dan kembali merasakan kenikmatan baru. "Sujud yang khusyuk dan tenang, yang menggoncang seluruh alam" Dan ketika sujud, ia telah memutus segala bentuk tradisi. Yaitu, tradisi yang ditetapkan oleh masyarakat, adat istiadat dan adab. Ia sujud karena Allah, perasaan bangga membasahi wajahnya, melumuri dahinya dan menguatkan hatinya, menuntun jiwanya menuju hakikatnya. Tidak ada penghalang untuk khusyuk, dan tak ada teguran atas segala tetes air mata. Ruang jiwa begitu berharga membanjiri seluruh hati. Oleh karena itu, para sahabat ra. berkata: "dalam diri mereka ada suara seperti suara dengungan periuk dalam tangis". Dan Amr bin Ash menceritakan bahwa Rasulullah saw. melaksanakan shalat kusuf, ia berkata: "dan kemudian Rasulullah meniup-niup di akhir sujudnya dan berkata, uff.. uff.., lalu berkata :" wahai Tuhanku, bukan engkau berjanjikepadaku tidak akan menyiksa mereka dan aku ada di antara mereka, bukankah engkau berjanji tidak akan menyiksa mereka dan mereka memohon ampun", dalam riwayat lain: "ketika beliau meniup-niup, beliau menangis". Hamba yang bersujud adalah orang yang paling dekat dan paling dicintai oleh Allah. Dalam sebuah hadits shahih dikatakan, "hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah doa". Maka seorang hamba harus memanfaatkan kesempatan berharga tersebut dengan menabur keteduhan hati lewat aliran doa dan penghambaan dan berkata, "aku memohon kepadamu dengan permohonan orang yang tak berpunya, dan dengan permohonan orang yang penuh dosa lagi hina, yang memohon dengan
penuhketakutan dan keresahan, yaitu doa orang yang tunduk patuh padamu, yang air matanya mengalir deras dan tubuhnya penuh hina". Inilah sujud yang mampu menggetarkan gunung dan bumi, yang mampu mengguncang hati para pembangkang yang keras kepala. Dan dalam sejarah, liku-liku serta perjuangan umat, tersimpan banyak hal serta cerita- cerita aneh. Shalat yang sebenarnya menentang segala bentuk penyembahan kepada selain Allah, perbudakan manusia serta kehidupan Jahiliah. Dan salah satu bentuk shalat yang khusyuk dan ikhlas adalah seorang muslim yang senantiasa menjaga ruh, hakikat, tata cara dan waktu-waktu shalat, ia tidak sejalan dengan ibadah yang mempersekutukan Allah - seperti; syirik, penyembah berhala dankhura fat – dan pengabdian kepada selain Allah, - seperti; pengagungan para pemimpin dan penguasa, atau para pemilik kekuatan atau kekayaan – dan tidak meyakini bahwa mereka mampu memberi manfaat danmudharat, atau selalu merayu dan mencari perhatian dengan pelbagai cara serta setia bersama mereka dalam kedzaliman dan kejahatan. Atau bahkan mengajak untuk mengikuti keyakinan dan suara hati seperti pada zaman sistem kerajaan pertama dahulu dan zaman "kebebasan" dan demokrasi saat ini. Dengan seluruh rukun shalat, serta ucapan-ucapan seorang hamba dalam shalat yang kemudian diyakini dan diikrarkan dalam jiwa, sungguh telah menafikan dan menentang semua pernyataan tersebut. Dengan kata pembuka dalam shalat, yaitu "Allahu Akbar", semuanya terbantahkan. dan firman Allah "alhamdulillahi rabbil alamin" menyatakan bahwa tidak Tuhan selainnya, dan hanya bagi-Nya segala pujian.

Jumat, 10 Juni 2011

10 tempat terasing di dunia

dry valley 1 10 Tempat Yang Sangat Terasing
Lembah Kering di Antartika ini memiliki rupa bumi dengan batu kerikil, dan dikatakan bahawa pemandangan yang anda dapat saksikan di tempat ini seperti pemandangan di Marikh. Pemandangan yang luar biasa ini akan anda temui di Antartika, dan tidak terdapat salji sama sekali disini , sekaligus merupakan satu-satunya tempat tanpa ais di Antartika. Di dasar lembah ini terdapat tasik ais yang tebalnya mencapai beberapa meter. Dan dibawah tasik ais ini, terdapat air yang sangat masin, dan yang lebih mengejutkan lagi adalah di dalam air tersebut ada makhluk yang hidup!

Socotra Island – Lautan India

Socotra Island 10 Tempat Yang Sangat Terasing
Jika anda berkesempatan mengunjungi pulau ini, Anda boleh dengan mudah untuk berbohong bahawa anda baru sahaja diculik Alien, pemandangan Pulau Socotra yang terasing dari benua terdekat, benua Afrika selama 6 atau 7 Juta tahun ini, sangat unik. Di pulau ini terdapat 700 spesies flora dan fauna paling jarang dijumpai di dunia.

Iklim dipulau ini sangat panas, dan kering. Pantai di pulau ini banyak terdapat gua, bahkan salah satu gua mencapai panjang 7 km, dan gunung di pulau ini mencapai tinggi 1525 meter,dan pokok usianya mencapai 20 juta tahun.

Rio Tinto – Sepanyol

lombong 10 Tempat Yang Sangat Terasing
Lombong terbuka Rio Tinto ini menampilkan pemandangan yang luar biasa indah dan aneh, sehingga pemandangan yang mirip dengan bulan. Air merah di sungai Rio Tinto ini sangat berasid dan tinggi kandungan logam beratnya.

Klikuk, the Spotted Lake – Kanada

klikuk 10 Tempat Yang Sangat Terasing
Pada saat musim panas, air tasik ini, menyejat dan meninggalkan garam yang ada mengkristal, dan membentuk berbagai kolam kecil dengan berbagai warna, yang umumnya berwarna biru dan hijau. Kandungan mineral yang ada dalam air dan lumpur sangat membantu merawat sakit, sehingga suku Indian setempat sering menggunakan tempat ini sebagai tempat untuk membuat rawatan

Salar de Uyuni – Bolivia

salar de uyuni 10 Tempat Yang Sangat Terasing
Adalah tempat yang mungkin paling indah (sekaligus aneh) di dunia. Daerah dengan padang garam terbesar di dunia, termasuk juga gunung berapi yang aktif, dan dataran gleiser, dengan berbagai kejadian fatamorgana unik yang membuat anda merasa tinggal di planet lain.

Vale da Lua – Brazil

brazil 10 Tempat Yang Sangat Terasing
Terjemahan dari nama tempat ini adalah Lembah Bulan, yang merupakan lembah batu yang dihakis air, dan meninggalkan banyak ‘kolam renang semulajadi’. Batuan yang ada di lembah ini adalah batuan yang tertua di dunia, yang terbentuk dari quartz berupa kristal.

Blood Pond Hot Spring – Jepun

jepun 10 Tempat Yang Sangat Terasing
Kolam Mata Air Panas Darah, adalah salah satu ‘neraka’ di Beppu, Jepun. Sembilan mata air panas semulajadi yang muncul ditempat ini sangat indah, tapi mungkin tidak untuk mandi. ‘Neraka kolam darah’ ini memiliki air dengan warna merah akibat kandungan logam di dalamnya.

The Stone Forest – China

stone forest 10 Tempat Yang Sangat Terasing
Hutan Batu yang dalam bahasa aslinya dikenali Shilin, adalah batuan semulajadi yang dibentuk dari air yang terus menerus menerpa permukaan dan menghakis bebatuan yang ada dan meninggalkan bentuk berupa tiang-tiang. Tempat ini dikenali semenjak dinasti Ming dan dianggap sebagai ‘Keajaiban Dunia Pertama’

The Richat Structure – Mauritania

eye of sahara 10 Tempat Yang Sangat Terasing
Permukaan tanah yang luar biasa ini berada di bahagian Barat Daya gurun Sahara, dan disebut sebagai Richat Structure, dan begitu besar (diameternya mencapai 50km) sehingga dapat dilihat dari luar angkasa. Bentuk lingkaran yang ada juga masih belum dapat dijelaskan oleh para saintis

Eisriesenwelt Ice Caves – Austria

gua ais 10 Tempat Yang Sangat Terasing

Eisriesenwelt 10 Tempat Yang Sangat Terasing
Gua ais ini berbeza dengan gua biasa yang ada. Apabila anda masuk, pancaran cahaya yang ada akan membuatkan anda berasa tidak berada di bumi ini, tetapi sedang menjelajah ke planet lain. Gua Eisriesenwelt ini adalah gua terbesar yang ada dan dapat mencapai panjang sehingga 40km

Sumber: 10 Tempat Yang Sangat Terasing | Paradigma MUKMIN http://akuislam.com/blog/fakta-menarik/10-tempat-yang-sangat-terasing/#ixzz1Or7516N1

Apa Tujuan Manusia Hidup di Muka bumi

“Mari kita saling ingat mengingatkan dlm kasih sayang dan bersabar”
Oleh Latifabdulah.(1)
.
Dengan Nama ALLAH swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Semoga ALLAH swt. membimbing saya untuk menjelaskan “Apa tujuan & TUGAS hidup manusia diciptakan oleh ALLAH” yang tertulis dalam Al Quran Nur Karim. Sebagai buku pedoman hidup manusia.
.
Setiap manusia haruslah mengetahui siapa dirinya, kenapa dia dilahirkan, dan apa tujuan dan tugas2 hidupnya, berapa lama dia bisa hidup di dunia ini, dan kemana dia pergi setelah meninggalkan dunia ini?
.
Kalau manusia tidak bisa menjawab dengan benar, maka hidupnya seperti manusia yang hidup di hutan2 yang menutup auratnya dengan daun daunan. Mereka tidak berilmu.
Mereka tidak tahu tujuan&TUGAS hidupnya. Mereka menjalankan hidup seperti binatang saja yaitu kawin, beranak, dan kalau sudah dewasa anak di kawinkan lagi demikian seturusnya dan terakhir meninggal dunia.
.
Orang orang yang tinggal di kota pun banyak yang tidak mengetahui tujuan & TUGAS hidupnya. Ada yang mengatakan untuk mencari hidup yang bahagia, berkeluarga serta membesarkan dan mendidik anak2.
Mencari hidup yang bahagia juga bermacam macam;
ada yang bertapa, berzikir berjam jam di kamar yang gelap,ada yang hidup sederhana, ada yang mencari uang untuk memenuhi keinginannya, dll.
Apakah tujuan & TUGAS hidup mencari bahagia menutut ALLAH? Jawabannya adalah tidak.
allah-in-heart-1
Pendapat ulama2/usztad2 pun berbeda beda.
Ada sebahagian ulama mengatakan untuk mencari ALLAH atau mendekati diri kepada ALLAH dengan berzikir (memuji2 ALLAH) dlm kamar, dan bertapa.
Ada yang mengatakan untuk beribadah kepada ALLAH dengan menjalankan shalat, puasa,naik haji dan berzakat. Kalau rukun islam ini sudah dikerjakan,sudah merasa berislam yang benar. Mana yang benar cara2 demikian?
.
Untuk mendapatkan jawaban yang benar mari kita lihat Al quran yang di buat oleh ALLAH. Yang mana ALLAH juga menciptakan manusia, sudah tentu ALLAH lah yang Maha Tahu akan ciptaannya bukan?
Dalam AL Quran ALLAH telah dijelaskan dengan detail dan sempurna.
,
Selama ini kita sering mendengar dari ulama2 yang menjelaskan bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada ALLAH sebagaimana ayat QS 51:56 menjelaskan.
“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”
.
Beribadah (worship) kepada ALLAH diartikan menyembah(shalat) kepada ALLAH, berpuasa, naik haji, berbuat kebaikan2 dll.Kalau sudah menjalankan rukun islam ini(ritual), maka mereka sudah merasa beragama dengan benar.
Sesungguhnya bukanlah demikian menurut ALLAH. Penjelasan seperti diatas itu belumlah sempurna, sehingga hasilnya pun juga tidak sempurna. Seperti kita lihat masarakat islam sekarang ini yang masih terbelakang.
.
Beribadah kepada ALLAH bukanlah menyembah ALLAH saja, bukan menjalankan rukun islam yang lima saja, dan berbuat kebajikan saja, tetapi maknanya jauh dari itu.
Kalau diartikan seperti diatas ini,maka kita lihat hasilnya adalah masarakat yang tidak produktif alias miskin.Sangat menyedihkan bukan?
.
Beribadah kepada ALLAH SWT artinya mengabdi atau bekerja untuk ALLAH dengan sungguh2.
ALLAH adalah Raja di Raja di bumi dan dilangit ini. Sebagai hamba2 atau pekerja2 (kariawan2) ALLAH,maka manusia seharusnya patuh dan taat mengikuti semua peraturan2 ALLAH bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berkerja di dunia ini.
.
Semua peraturan2 ALLAH itu tertulis dalam kitab2 sucinya; Taurat,injil dan AL Quran. Al Quran adalah buku pedoman hidup manusia yang terakir, dan sempurna.
.
Kita sudahtahu apa tujuan hidup kita yaitu mengabdi atau bekerja untuk ALLAH.
Mari kita lihat pula dalam AL Quran,apakah tugas2 hidup manusia di bumi ini sebagi pekerja2 dari ALLAH?
Jadi ada dua macam; satu tujuan hidup, dan kedua adalah tugas hidup;
Inilah[b] tugas hidup manusia seperti ALLAH mengatakan sebagai berikuti;[/b]
“Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (QS.11:61). (menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran umat manusia, kalau mengingkari perintah ALLAH ini, hidup manusia seperti manusia di hutan2 sama dengan kehidupan bintang.). .
Perintah bekerja untuk memakmurkan bumi, sudah diperintahkan sebelumnya oleh ALLAH kepada Nabi Adam yang diberitahukan kepada Nabi Musa (Taurat) seperti berikut ini;
God said to Adam.
•God said; “You will have to work hard and sweat to make the soil produce anything, until you go back to the soil from which you were formed. You were made from the soil, and you will become soil again” (Genesis 3.18-19.).
Perintah ALLAH kepada Nabi Adam, Nabi Musa, dan Muhammad saw adalah sama yaitu manusia yang diciptakan oleh ALLAH ini harus bekerja keras,sungguh2 untuk memakmurkan bumi, artinya memakmurkan keluarga,masarakat dan umat.
Nanti setiap manusia akan diminta pertanggung jawaban. Siapa yang rajin bekerja untuk ALLAH dan siapa2 yang malas malas bekerja untuk ALLAH.
Anda dapat melihat manusia2 yang tidak mempunyai ilmu, tidak mempunyai (Diin) buku pedoman hidup dari ALLAH, seperti manusia2 yang tinggal di hutan2.
Baju mereka masih terbuat dari daun2 untuk menutupi auratnya, dan tempat tinggal juga terbuat dari daun2 untuk melindungi dari hujan dan panas.
Sampai hari ini kita masih dapat melihat manusia2 yang tidak mendapat ilmu di hutan2. Dari satu generasi ke negerasi berikutnya. Sudah ribuan tahun mereka tetap tidak mempunayi ilmu untuk membangun pradapan yang islam yang maju,modren
Seperti kehidupan Nabi Adam dan Hawa yang menutup auratnya dari daun2 bukan?
.
Sebagai kariawan2 yang baik atau hamba2 ALLAH yang baik maka kita wajib memakmurkan atau mengolah bahan2 baku yang diberikan oleh ALLAH itu baik yang ada di dalam bumi maupun di kulit bumi.
Siapa2 yang tidak mau mengikuti perintah ALLAH ini, mereka tetap hidup seperti orang2 yang tinggal di hutan2 itu dan kalau ada yang tinggal di kota2 mereka pada umumnya hidupnya tidak produktif,miskin, karena mereka tidak mempunyai ilmu dan tidak tahu apa TUGAS hidupnya seperti yang dimaksud oleh ALLAH.
.
Mereka hidup bermalas malas atau hidup ber-santai2. Tugas hidup mereka adalah untuk mencari makan secukupnya, dan kemudian kalau sudah dewasa berkeluarga, beristri dan beranak. Menjalankan rukun islam yang lima.That is it.
.
Perintah2 ALLAH berikutnya kepada manusia adalah untuk mengolah bahan2 baku yang ada dalam bumi yang telah ALLAH sediakan berlimpah limpah agar bisa menjaga agama ALLAH.Perintah ini penting sekali,kalau tidak dilakukan maka umat islam mudah dikalahkan atau ditunduki atau di jajah oleh musuh2 islam.
.
Mohon di perhatikan perintah ALLAH ini dengan baik;
”Dan Kami ciptakan besi (dan perak, emas, almunium tembaga, minyak, dll) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (untuk di-olah), dan supaya ALLAH swt mengetahui siapa yang menolong agama Nya (Islam) dan Rasul2 padahal ALLAH swt. tidak dilihatnya. (QS..57:25).
.
Setiap orang muslim yang patuh kepada Raja(ALLAH SWT) maka wajib bekerja keras mengolah bahan2 baku seperti; besi,perak, minyak, emas,tembaga, kayu2, pertanian, perikanan dll menjadi barang2 yang berguna untuk kehidupan manusia, mendirikan industri2 bermacam macam barang, dan membuat senjata2 untuk mempertahankan agama ALLAH dan Rasulullah saw dari serangan2 musuh.
Umat islamlah yang diperintah oleh ALLAH, bukan umat lain2nya.
.
Siapa2 yang tidak ikut memakmurkan bumi ALLAH artinya mereka mengingkari perintah ALLAH ini. Hidup mereka akan susah dan kalau terjadi peperangan mudah dikalahkan serta di jajah.
.
Bagaimana untuk mengolah , mendirikan industri2 membuat barang2 yang bermanfaat dan untuk membuat senjata kalau tidak mempunyai ilmu? Makanya ALLAH memerintahkan untuk menuntut dan belajar bermacam macam disiplin ilmu. Bukan belajar ilmu agama saja sebagaimana di artikan oleh sebahagian golongan umat islam.
Banyak ulama2/ustad2 mendirikan madrasah2, tanpa mengajarkan disiplin ilmu2 lainnya kepada murid2, sebagaimana yang terjadi di negara2 islam Saudi Arabia,Pakistan dll. Cara begini adalah salah kaprah,tidak sempurna.setengah2
Tangan2 dari murid2 yang tamatan madrasah2 menjadikan orang2 berilmu agama yang tidak produktif, tapi konsumtif.
Bagaimana mereka bisa mentaati perintah ALLAH diatas tadi. Bagaimana mereka bisa mempertahankan agama ALLAH, kalau tidak mempunyai ilmu2 lain2nya.
Sistem pendidikan seperti ini perlu diperbaiki oleh generasi muda2.
.
Inilah perintah ALLAH berikutnya;
“ALLAH akan meninggikan orang orang yang beriman di antara mu dan orang orang yang menuntut ilmu pengetahuan (belajar) beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS.58:11)
Artinya kalau ALLAH mewajibkan umat islam belajar atau menuntut ilmu, maka umat Islam seharusnya pula membuat sekolah bukan?
Tidak mungkin belajar di luar dengan atap langit dan dipadang pasir. Dan untuk belajar harus ada sekolah, buku-tulis, pena, pencil, pengapus, bangku bangku, kapur, alat2 penerangan,tidak mungkin munulis di tanah dengan jari sebagai alat tulis bukan?
.
Untuk membuat buku2 tulis harus pula menanam pohon2kapas untuk bahan baku kertas dan kain baju, kemudian membuat fabrik kertas dan kain, serta alat2 transportasi; speda, mobil, dan seterusnya, dari bahan2 baku diberikan diatas tadiQS 57:25 .
Dengan kata lain umat islam harus belajar bermacam disiplin ilmu untuk bisa membuat industri kain untuk menutupi tubuh dan kertas, bisa membuat pena,pensil,alat penerang alat tranportsai, membuat senjata dll.
Setiap individu muslim harus bekerja keras dan menuntut ilmu sebanyk2nya,agar kehidupan individu musli kuat dan sehat.
Kalau keluarga sehat dan kuat ekonominya,maka bangsa juga kan kuat ekonominya. Jadi semua itu harus dimulai dari setiap muslim. Dari diri sendiri.
Yang akhirnya membawa umat islam kearah kemajuan2 dan memberikan lapangan kerja yang banyak untuk pemuda dan pemudi agar mereka dapat meningkatkan; kemakmuran, kesehteraan, keamanan, keharmonisan, dan akhirnya umat islam dapat hidup bahagia, aman sentosa.Indah sekali ajaran islam bukan? Umat islam menjadi umat yang produktif, producer, umat industri,pertanian yang bertaqwa kepada ALLAH.Umat rahmatan lil’alamin.
.
Jadi islam adalah ajaran2 yang membawa kemajuan2 dalam segala aspek penghidupan terutama bidang ekonomi, technologi dan Science.
.
Ulama2, Da’i2, kotip2, islamic scholars adalah orang2 yang tahu akan ilmu agama dan dekat dengan umatnya. Ulama2 adalah orang2 yang memberitahu ajaran2 islam kepada umat dan serta memberikan contoh bagaimana mengaplikasikan setiap perintah2 ALLAH itu dengan baik dan sempurna.
Ulama2 adalah tiang /tonggak kemajuan umat islam. Kalau ulama2 salah memahami ajaran2 islam,maka umat akan salah pula, kalau ulama2 benar memahami ajaran2 islam,maka umat menjadi umat yang benar pula,artinya umat menjadi umat yang maju ekonomi, technologi,banyak lapangan kerja tersedia.
Sekiranya ulama2 dapat menyampaikan apa tujuan hidup manusia yang sebenarnya menurut ALLAH kepada umat, maka pemuda2 islam akan belajar rajin dan bekerja sungguh2 untuk ALLAH dengan sebaik baiknya.
.
Kalaulah setiap muslim sudah mengetahui, maka setiap muslim akan takut (taqwa) kepada ALLAH kalau mereka tidak bekerja rajin dan sungguh2 untuk memakmurkan bumi ALLAH ini ALLAH akan marah kepada mereka.”….Sedangkan ALLAH Maha Melihat apa yang dikerjakannya(setiap waktu)”.QS.57:25.
.
Kemudian perintah ALLAH berikutnya adalah menjadi seorang Khalifah.
Orang2 yang beriman, berilmu dan sudah tahu cara bekerja untuk ALLAH yaitu memakmurkan bumi ini,maka dia diminta untuk menjadi seorang khalifah dalam masarakat.
Dia mengajak dan membimbing masarakat untuk bekerja rajin memakmurkan bumi ALLAH artinya memakmurkan masarakat, memberikan lapangan kerja kepada pemuda2 dan pemudi2, mendirikan sekolah2 bermacam disiplin ilmu agar setiap muslim bisa pula menjadi seorang khalifah atau pemimpin dalam kelompok2nya. Seperti yang dicontohkan oleh Aa Gym.
Inilah perintah ALLAH itu.
“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi”. (QS.35:39.)
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi ini”QS.2:30
Kesimpulan:
Tujuan hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sesuai dengan difenisi oleh ayat2 ALLAH tersebut dibawah ini;
1.QS.56″51.“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah(bekerja) kepada-Ku”
Tugas hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sebagi berikut dibawah ini:
2.(QS.11:61). “Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran umat manusia).
3.(QS..57:25).”Dan Kami ciptakan besi (dan perak, emas, almunium tembaga, minyak, dll) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (untuk di-olah), dan supaya ALLAH mengetahui siapa yang menolong agama Nya (Islam) dan Rasul2 padahal Allah tidak dilihatnya.
4.”.(QS.58:11)“ALLAH akan meninggikan orang orang yang beriman di antara mu dan orang orang yang menuntut ilmu pengetahuan (belajar) beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
5.QS.2:30″Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi ini”
“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi”. (QS.35:39.)
.
Demikianlah ALLAH memberitahukan, apa tujuan dan tugas hidup manusia di bumi ini menurut ALLAH yang menciptakan manusia.
.
Mudah2an kita sebagai pekerja2 atau hamba2 ALLAH yang baik,yang taat, maka marilah kita perbaharui niat dan tujuan hidup kita semoga kita semua mendapat kasih sayang , kepercaaan dan cinta ALLAH. Semoga hidup yang sekali ini akan sukses dan diberkahi oleh ALLAH.
.
Kalau kita cinta dan takut kepada ALLAH mari kita rajin2 belajar dan bekerja untuk mensejahterakan keluarga,masarakat dan umat islam pada umumnya agar umat2 lain dapat mencontoh cara hidup yang benar dari ALLAH.
.
Semoga penjelasan yang singkat ini dapat menggugah hati2 pemuda2 islam yang ingin melihat umat Islam berjaya kembali dalam segala aspek penghidupan.
Semoga masarakat islam menjadi masarakat Rahmatan lil’alamin buat kemanusian.Kalau benar itu datang dari ALLAH mohon di taati dengan baik,kalau salah itu datang dari saya karena kelamahan saya, mohon dikoreksi dan mohon maaf.
.
Jadi ajaran2 islam itu adalah indah sekali, ajaran2 yang membawa umat islam dan non islam kepada kemajuan2 dalam segala aspek penghidupan. Itulah ajaran ALLAH yang benar.
Sebaliknya ajaran2 yang mengatasnamakan islam tetapi tidak membawa umat menjadi sejahtera dan damai,maka pemahaman ajaran islam itu adalah salah kaprah.
.
Marilah saya ajak anda untuk berjuang menuju masarakat yang bermanfaat didunia berarti di akhirat. Berzikir, pikir dan ikhtiar
Keep your hands busy with works; keep your mouth busy with remembrance of Allah and leave inheritance as much as possible. Love your neighbor as you love yourself.
Hadist; Kamu belum beriman kepada Allah, kalau kamu belum mencintai tetangga kamu(baik islam maupun non islam)
wassalamu’alaikumm.wrwb.
Note; Silakan kirim artikel ini kepada kawan2 yang tersayang.

MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

About