Senin, 20 Juni 2011

8 Tingkatan Wali Menurut Ibnu Arrabi

Menurut keterangan Syeikh Muhyiddin Ibnu Arabi dlm kitabnya yg berjudul Futuhul Makkiyat, para wali dapatdibagi menjadi beberapa tingkat atau kelas sesuai dgn kedudukan mereka disisi Alloh SWT. Ringkasan hal tersebut adalah :

1. AL AQTAB
Al Aqtab berasal dari kata "Qutub" yang
mempunyai arti penghulu. Dari sini disimpulkan
bahwa Al Aqtab adalah merupakan derajat
perwalian yang paling tinggi tingkatannya. Adapun
untuk tiap masa, jumlah wali yang memiliki derajat
ini hanya satu orang saja. Beberapa orang wali
yang menduduki tingkatan Al Aqtab adalah Abu
Yazid Al Busthami, Ahmad Bin Harunar Rasyid
Assity, dll.
2. AL AIMMAH
Al Aimmah berasal dari kata tunggal "imam",yang
secara harfiah mempunyai mempunyai arti
pemimpin. Untuk setiap masa,yang menduduki
atau mencapai derajat ini hanya terdiri dari 2 orang
saja.
3. AL AUTAD
Al Autad berasal dari kata tunggal "watad" yg scra
harfiah memiliki arti pasak atau paku (pantèk-jawa).
Pada setiap masa, yang memperoleh derajat Al
Autad hanya terdiri dari empat orang saja.
4. AL ABDAL
Al Abdal berasal dari kata "badal" yang memiliki
makna menggantikan. Dalam setiap masa, yang
memperoleh tingkat atau derajat Al Abdal hanya
ada 7 orang saja. Oleh Alloh SWT, tiap wali Abdal
diberi tugas untk menjaga suatu wilayah dimuka
bumi.
Menurut keterangan, d muka bumi ini ada 7 daerah
yg masing-masing dijaga oleh seorang wali Abdal.
Dan jika suatu ketika sang wali Abdal ini
meninggalkan daerahnya, misalnya karena yang
bersangkutan meninggal dunia, maka, ia akan
digantikan oleh yang lain.
Dalam suatu kitab dikisahkan bhwa seorang yg
bernama Abdul Majid bin Salamah pernah
bertanya kepada seorang wali Abdal, yang
bernama Mu'az bin Asyrash mengenai amalan apa
yang dikerjakannya shngga dirinya dapat
mencapai derajat wali Abdal. Ketika itu Mu'az bin
Asyrash menjawab :
"Para wali Abdal mendapatkan derajat tersebut
dengan 4 kebiasaan, yaitu :
-Lapar,
-Beribadah dimalam hari,
-Diam,
-Mengasingkan diri (uzlah)."
5. AN NUQABA'
An Nuqaba' berasal dari kata tunggal "naqib" yang
secara harfiah memiliki arti kepala suatu kaum.
Dalam setiap masa, jumlah wali Nuqaba' hanya 12
orang saja. Oleh Alloh SWT, para wali ini diberi
kelebihan dapat mengetahui sedalam2nya tentang
hukum2 syari'at. Selain itu, mereka juga dibukakan
oleh Alloh SWT segala rahasia yang tersembunyi
didalam hati seseorang.
Kelebihan lain, misalnya, mereka mampu meramal
tentang watak atau nasib seseorang hanya dengan
melihat bekas telapak kakinya.
6.AN NUJABA'
An Nujaba' berasal dari kata tunggal "najib" yang
memiliki arti dan sekaligus makna bangsawan
yang mulia. Pada umumnya, wali Nujaba' selalu
disukai orang, dan dimana-mana selalu
mendapatkan banyak sambutan. Tetapi,
sebenarnya, sang wali itu sendiri tak pernah
merasa bahwa dirinya adalah seorang wali Alloh
SWT. Yang mengetahui bahwa ia adalah seorang
wali hanyalah wali yang lebih tinggi lagi derajatnya.
Pada setiap masa, jumlah mereka hanyalah
sebanyak 8 orang saja.
7. AL HAWARIYUN
Al Hawariyun berasal dari kata tunggal "hawariy"
yang memiliki arti penolong. Di setiap masa,
jumlah wali Hawariy hanya 1 orang saja. Jika
seorang wali Hawariy meninggal dunia, maka, ia
akan di gantikan oleh orang lain.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, hanya
sahabat Zubair Ibnul Awwam saja yg mendptkan
derajat sebagai wali Hawariy.
Sabda Rosululloh SAW :
"Setiap Nabi memiliki Hawariy, dan Hawariy ku
adalah Zubair Ibnul Awwam."
Adapun diantara kelebihan wali Hawariy ini adalah
pemberani dan pandai berhujjah.
8. AR RAJBIYUN
Ar Rajbiyun berasal dari kata tunggal "rajab" dan
wali Rajbiyun hanya ada pada bulan Rajab saja.
Tegasnya, keberadaan mereka mulai awal hingga
akhir bulan Rajab, dan setelah itu, mereka kembali
seperti semula. Pada setiap masa, jumlah mereka
hanya 40 orang saja.
SEMOGA RINGKASAN YANG JAUH DARI
SEMPURNA INI DAPAT MENAMBAH WAWASAN
KITA DIBIDANG PENGETAHUAN TENTANG
TASAWUF...
JIKA BNYAK KESALAHAN MOHON DIMAAFKAN
BAGI YANG MEMBACANYA...

UNTUK APA MANUSIA DI CIPTAKAN
Sebenarnya, Untuk apa manusia diciptakan?
Untuk apa seseorang memeluk agama Islam?
Sampai detik ini,coba kita renungkan 1 menit saja..menjawab pertanyaan di atas secara jujur. Kita dilahirkan,dibesarkan,menjadi dewasa,kemudian tua,untuk apa? Apakah sekedar makan,minum,tidur,mencari uang,menghabiskan uang,melampiaskan nafsu? Berulang terus setiap hari,menjadi minggu,menjadi bulan,menjadi tahun… Dan waktu kita habis hanya untuk mengulangi terus hal-hal diatas,sampai akhirnya jenuh,merasa capek,tidak tahu lagi apa sebenarnya yang dicari,mau kemana tujuan hidup sebenarnya..?
Padahal Al-Quran telah menjelaskan bahwa Allah menciptakan kita bukan hanya untuk ‘Mangan,Turu,Manak’ (makan,tidur,mempunyai anak) akan tetapi kita mengemban tugas khusus yaitu beribadah,mengabdi kepada Allah.
” Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adz-Dzaariyat 56)
Namun jaman sekarang ini yang dikatakan jaman modern,serba canggih,justru meletakkan manusia bukan pada tingkatan yang paling tinggi,malah mensejajarkan diri dengan makhluk ciptaan Allah yang lebih rendah tingkatannya. Bagaimana tidak.. Allah melebihkan akal pada manusia,tidak digunakan untuk berpikir siapa sejatinya dirinya? untuk apa ia ada? Akalnya hanya digunakan untuk mencapai bagaimana caranya supaya tetap survive,kebutuhan perut dan bawah perut terpenuhi,nafsu memiliki sesuatu tersalurkan,banyak berdusta,bersiasat,semua untuk dunia,dunia dan dunia. Lupa hakekat ia diciptakan.
” Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai..” (Adz-Dzaariyaat 10-11)
Marilah kita sama-sama mengoreksi diri sampai dimana kita melakukan tugas yang diberikan Allah pada kita. Menjadi Islam bukan hanya ktp,sholat asal-asal,puasa ikut-ikutan.. Kita punya tanggung jawab setiap sesuatu yang kita lakukan harus diniatkan semata-mata karena ingin beribadah pada Allah. Menjaga hati dan perbuatan,selamat dari penyakit hati dan menjaga perbuatan dari yang diharamkan Allah. Mengajak orang lain dalam kebaikan, mengingatkan orang lain jika bersalah,saling berpesan dalam kebenaran dan kesabaran.. Semua kewajiban kita sebagai muslim,tidak mudah,namun jika tidak pernah dimengerti,dilakukan,kapan kita akan sadar?
Mumpung masih ada waktu,Yuk.. yang merasa diri sebagai Islam,mesti komitmen terhadap akidah Islam dan konsisten menjalankan konsekwensi sebagai muslim. InsyaAllah akan mendapat ridhoNya. Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

About