Kamis, 16 Juni 2011

ini!". Kemudian Sultan mengisyaratkan untuk menghancurkan kedai tersebut. Dan aku kemudian bertanya kepada Syekh ketika beliau pulang, dan berita tersebut telah tersebar, "wahai Tuanku, apa yang terjadi?" Beliau menjawab: "wahai anakku, aku melihatnya dalam kebesaran itu, dan aku ingin mengingatkannya agar supaya tidak sombong dan meyakiti dirinya sendiri",lalu aku berkata: "wahai Tuanku! Apa kelemahannya? Beliau menjawab:"waha i anakku, demi Allah aku menghadirkan keagungan Allah dan sultan berlutut di hadapanku seperti seekor kucing". Sejarah dakwah dan keteguhan hati, iman dan akidah senantiasa hidup, terlahir kembali di setiap masa dan liku-liku perjalanan. Syekh Muhammad bin Mubarak al-Karmany, seorang pengarang India menceritakan sebuah kisah teladan; "Sultan Muhammad Tugluk meminta Syekh Qatbuddin al-Munawwar datang ke Delhi untuk dimintai keterangan atas tidak hadirnya beliau untuk memberi penghormatan kepada Raja. Dan ketika ia datang ke (Balath) dan masuk ke dalam kantor, ia melihat para pemimpin, menteri dan hakim serta para pengawal (Balath) berdiri terpaku, lengkap dengan senjata di tempat yang membuat hati terhenyak. Beliau datang bersama anaknya, Nuruddin. Ia masih muda dan belum pernah berkunjung ke (Balath) Raja seumur hidupnya, ia ketakutan melihat pemandangan tersebut. Syekh Qatbuddin kemudian memanggil anaknya dengan suara tinggi: "wahai anakku, kebesaran hanya milik Allah!, Nuruddin berkata: "Aku merasakan kekuatan aneh dalam diriku setelah mendengar panggilan ini, rasa takutku pun hilang dan mereka nampak seperti sepotong domba atau kambing". Dalam melaksanakan shalat, seseorang harus menunaikannya dengan perlahan-lahan, dimulai dengan berdiri lalu rukuk kemudian sujud, yaitu dalam keadaan tenang. Tidak langsung sujud setelah rukuk, tapi berhenti sejenak lalu sujud dengan tenang agar ia benar-benar merasakan khusyuk dalam jiwa, serta kerendahan dalam hati. Begitu pula, ungkapan pengagungan diucapkan dengan perlahan- lahan. Dalam rukuknya ia mengucapkan: "subhana rabbial adzim", dan dalam
sujud, ia mengucapkan: "subhana rabbial a'la" dan ketika ia telah mencapai ketenangan dan kerendahan hati, serta meletakkan anggota tubuh paling mulia – wajah - di atas sesuatu yang paling rendah, - yaitu tanah tempat berpijaknya telapak kaki yang merupakan perumpamaan paling rendah dan hina -,ia mengucapkan kata paling mulia yang mengungkap keagungan dan kekuasaan Allah; "subhana rabbial a'la". Saat itu, keindahan lingkungan dan tempat menyatu dengan keindahan penjelasan dan pernyataan. Dan di antara dua sujud diselingi dengan duduk sejenak untuk kemudian memulai sujud kembali agar supaya kita tersadar dari kelalaian dan kembali merasakan kenikmatan baru. "Sujud yang khusyuk dan tenang, yang menggoncang seluruh alam" Dan ketika sujud, ia telah memutus segala bentuk tradisi. Yaitu, tradisi yang ditetapkan oleh masyarakat, adat istiadat dan adab. Ia sujud karena Allah, perasaan bangga membasahi wajahnya, melumuri dahinya dan menguatkan hatinya, menuntun jiwanya menuju hakikatnya. Tidak ada penghalang untuk khusyuk, dan tak ada teguran atas segala tetes air mata. Ruang jiwa begitu berharga membanjiri seluruh hati. Oleh karena itu, para sahabat ra. berkata: "dalam diri mereka ada suara seperti suara dengungan periuk dalam tangis". Dan Amr bin Ash menceritakan bahwa Rasulullah saw. melaksanakan shalat kusuf, ia berkata: "dan kemudian Rasulullah meniup-niup di akhir sujudnya dan berkata, uff.. uff.., lalu berkata :" wahai Tuhanku, bukan engkau berjanjikepadaku tidak akan menyiksa mereka dan aku ada di antara mereka, bukankah engkau berjanji tidak akan menyiksa mereka dan mereka memohon ampun", dalam riwayat lain: "ketika beliau meniup-niup, beliau menangis". Hamba yang bersujud adalah orang yang paling dekat dan paling dicintai oleh Allah. Dalam sebuah hadits shahih dikatakan, "hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah doa". Maka seorang hamba harus memanfaatkan kesempatan berharga tersebut dengan menabur keteduhan hati lewat aliran doa dan penghambaan dan berkata, "aku memohon kepadamu dengan permohonan orang yang tak berpunya, dan dengan permohonan orang yang penuh dosa lagi hina, yang memohon dengan
penuhketakutan dan keresahan, yaitu doa orang yang tunduk patuh padamu, yang air matanya mengalir deras dan tubuhnya penuh hina". Inilah sujud yang mampu menggetarkan gunung dan bumi, yang mampu mengguncang hati para pembangkang yang keras kepala. Dan dalam sejarah, liku-liku serta perjuangan umat, tersimpan banyak hal serta cerita- cerita aneh. Shalat yang sebenarnya menentang segala bentuk penyembahan kepada selain Allah, perbudakan manusia serta kehidupan Jahiliah. Dan salah satu bentuk shalat yang khusyuk dan ikhlas adalah seorang muslim yang senantiasa menjaga ruh, hakikat, tata cara dan waktu-waktu shalat, ia tidak sejalan dengan ibadah yang mempersekutukan Allah - seperti; syirik, penyembah berhala dankhura fat – dan pengabdian kepada selain Allah, - seperti; pengagungan para pemimpin dan penguasa, atau para pemilik kekuatan atau kekayaan – dan tidak meyakini bahwa mereka mampu memberi manfaat danmudharat, atau selalu merayu dan mencari perhatian dengan pelbagai cara serta setia bersama mereka dalam kedzaliman dan kejahatan. Atau bahkan mengajak untuk mengikuti keyakinan dan suara hati seperti pada zaman sistem kerajaan pertama dahulu dan zaman "kebebasan" dan demokrasi saat ini. Dengan seluruh rukun shalat, serta ucapan-ucapan seorang hamba dalam shalat yang kemudian diyakini dan diikrarkan dalam jiwa, sungguh telah menafikan dan menentang semua pernyataan tersebut. Dengan kata pembuka dalam shalat, yaitu "Allahu Akbar", semuanya terbantahkan. dan firman Allah "alhamdulillahi rabbil alamin" menyatakan bahwa tidak Tuhan selainnya, dan hanya bagi-Nya segala pujian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

About